Disway award
iklan banner Honda atas

Bupati Copot Direktur dan Dewan Pengawas RSUD Batang, Ini Penyebabnya

Bupati Copot Direktur dan Dewan Pengawas RSUD Batang, Ini Penyebabnya

Bupati Batang Faiz Kurniawan memimpin rapat evaluasi hasil pemeriksaan inspektorat terkait kinerja RSUD Batang.-Dony Widyo -

BATANG, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Bupati BATANG M Faiz Kurniawan mencopot direktur dan juga dewan pengawas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) BATANG, dan menunjuk penggantinya.

Pencopotan tersebut dilakukan berdasarkan hasil audit investigasi yang dilakukan oleh pihak inspektorat setempat.

"Hari ini kita telah mencopot direktur RSUD Batang, dan juga dewan pengawas. Untuk Direkrut yang baru dijabat oleh bu dr Ida Susilaksmi yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan," ungkap Bupati Faiz Kurniawan ditemui usai menggelar rapat tertutup di RSUD Batang, Rabu 11 Juni 2025.

Bupati Faiz mengungkapkan, berdasarkan hasil audit investigasi, ada sejumlah temuan serius terkait manajemen dan keuangan RSUD Batang selama beberapa tahun ke belakang.

"Kondisi tersebut salah satu penyebabnya diakibatkan dewan pengawasnya tidak sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga tidak optimal dalam melakukan pengawasan. Karena itulah, nantinya untuk dewan pengawas ini akan kita isi dengan orang yang sesuai kompetensi," terang Faiz Kurniawan.

BACA JUGA:319 ASN Pemkab Batang Naik Pangkat, Bupati Tekankan Peningkatan Layanan Publik

BACA JUGA:Pendidikan Dasar Gratis untuk Semua, Bupati Batang Dukung Penuh Putusan MK!

Ketika disinggung kemungkinan adanya kerugian negara, Bupati Faiz menyatakan telah memerintahkan pihak inspektorat untuk melakukan kajian mendalam.

"Jika ditemukan, maka kita akan koordinasi dengan aparat penegak hukum," tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, Bupati akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen dan pelayanan rumah sakit milik daerah tersebut, termasuk memperbaiki manajemen internal rumah sakit.

Bupati juga membeberkan bahwa salah satu masalah paling mencolok yang ditemukan dalam audit adalah utang rumah sakit kepada penyedia obat yang mencapai angka Rp15 miliar.

Dari total hutang tersebut, baru sekitar Rp8 miliar yang telah dicicil pada kuartal pertama tahun ini. Sedangkan untuk sisa hutang sendiri saat ini masih dalam proses forecasting. 

Terkait hutang itu sendiri sudah terjadi sejak tahun 2021 akibat skema pembayaran RSUD Batang tidak berjalan dengan baik. Potensi kenaikan pasien dengan tingkat penyakit tertentu tidak berjalan juga.

“Sehingga seringkali belanja obatnya seketika aja, jika ada pasien masuk yang sakit jadi pengeluarannya menjadi mahal dibandingkan standarnya,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait