PD Rifaiyah Batang Harap Sejarah KH Ahmad Rifai Masuk Kurikulum Sekolah
PERINGATI - Peringatan Hari Pahlawan yang digelar PD Rifa'iyah Kabupaten Batang. -Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-
BATANG — Momentum peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025 dimanfaatkan Pengurus Daerah (PD) Rifaiyah Kabupaten Batang untuk menyerukan pentingnya mengenalkan perjuangan KH Ahmad Rifai kepada generasi muda. Mereka berharap sejarah perjuangan pahlawan nasional asal Kendal yang berjuang di Batang itu bisa masuk dalam kurikulum pendidikan.
Ketua PD Rifaiyah Batang, Nur Khamid, menegaskan bahwa perjuangan KH Ahmad Rifai bukan hanya milik kalangan Rifaiyah, tetapi juga milik seluruh bangsa Indonesia.
“KH Ahmad Rifai itu bukan milik Rifaiyah saja, tapi milik bangsa. Apalagi beliau diangkat menjadi pahlawan nasional atas usulan dari Kabupaten Batang. Maka sudah seharusnya Batang berperan besar dalam mengenalkan sosok beliau kepada masyarakat luas,” ujarnya.
BACA JUGA:Tim Tenis Praja Jaya Batang Sukses Raih Juara I Turnamen Tenis Piala Dandim Pekalongan Cup 2025
Nur Khamid berharap Pemerintah Kabupaten Batang lebih aktif membumikan nilai-nilai perjuangan KH Ahmad Rifai, antara lain dengan memasukkan kisah perjuangannya ke dalam kurikulum pendidikan sejak dini — mulai dari TK, SD, hingga SMA atau sederajat.
“Minimal anak-anak Batang tahu bahwa di daerahnya lahir seorang pahlawan nasional. Pemerintah juga bisa mencetak gambar beliau untuk dipasang di lembaga pendidikan dan kantor pemerintahan,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Pahlawan, PD Rifaiyah Batang bersama para santri menggelar istighosah dan ziarah ke sepuluh makam masyaikh atau kiai sepuh di wilayah Batang, mulai dari Kecamatan Subah, Reban, Limpung, hingga Banyuputih.
Kegiatan tersebut bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada para pendahulu yang telah berjuang menegakkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
“Tema tahun ini adalah bergerak meneruskan perjuangan. Dalam konteks Rifaiyah, perjuangan itu adalah amar makruf nahi mungkar, berjuang untuk kemaslahatan umat sebagaimana diajarkan KH Ahmad Rifai,” terang Nur Khamid.
Ia menambahkan, Rifaiyah memiliki tanggung jawab moral untuk melanjutkan perjuangan KH Ahmad Rifai yang mendirikan gerakan dakwah dan pendidikan Islam sejak abad ke-19 di Batang.
Ziarah ke makam para masyaikh generasi pertama dan kedua Rifaiyah di Kabupaten Batang, lanjutnya, menjadi simbol kesinambungan spiritual dan perjuangan.
“Awal berdirinya Rifaiyah itu bermula dari Kabupaten Batang. Karena itu, ziarah ini bukan hanya mengenang, tapi juga meneladani perjuangan beliau-beliau yang telah membangun pondasi keagamaan di daerah ini,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

