Program PKW Tata Busana 2025 Ditutup, Pemkot Pekalongan–LKP Nisfisano Dorong Wirausaha Muda
Penutupan- Kegiatan penutupan program PKW yang berlangsung di LKP Nisfisano Kota Pekalongan.-FOTO-Dwi Fusti Hana Pertiwi
Radarpekalongan.co.id — Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tahun 2025 bidang keterampilan tata busana resmi ditutup. Program ini menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota Pekalongan bersama Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Nisfisano dalam mendorong lahirnya Wirausaha muda melalui pendidikan vokasi yang aplikatif dan berkelanjutan.
PKW Tata Busana 2025 merupakan program Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Sebanyak 20 peserta terpilih mengikuti pelatihan intensif selama 250 jam pelajaran, dengan sasaran generasi muda usia 15 hingga 25 tahun yang tidak bersekolah, tidak bekerja, atau tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dengan tujuan membekali mereka keterampilan sekaligus jiwa kewirausahaan.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Mabruri melalui Kepala Bidang PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Sherly Imanda Hidayah, mengapresiasi pelaksanaan PKW yang dinilai konsisten memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa setiap tahun Kementerian Pendidikan menyelenggarakan dua skema program, yakni Program Kecakapan Kerja (PKK) dan Program Kecakapan Wirausaha (PKW).
“PKK difokuskan untuk menyalurkan peserta ke dunia kerja, sedangkan PKW diarahkan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan agar mampu melahirkan pelaku usaha dan startup baru,” ujarnya.
Pada 2025, Kota Pekalongan melibatkan tiga LKP, yakni LKP Nisfisano, LKP Inasaba dan LKP Anur, dengan total sasaran sekitar 75 peserta. Setiap lembaga rata-rata menampung 20 hingga 25 peserta. Pemerintah kota berharap program ini mampu membekali anak-anak putus sekolah dengan keterampilan kerja maupun kemampuan berwirausaha.
“Harapannya mereka bisa mandiri, masuk dunia kerja atau bahkan menciptakan lapangan kerja sendiri. Ini diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan indeks pembangunan manusia Kota Pekalongan,” kata Sherly. Ia menegaskan program ini bersifat berkelanjutan selama dukungan dari kementerian terus berjalan.
Sementara itu, Pengelola LKP Nisfisano Kota Pekalongan, Nakiro, menyampaikan bahwa pihaknya kembali dipercaya untuk menyelenggarakan program kewirausahaan vokasi berbasis keterampilan tata busana. Menurutnya, pemilihan kejuruan tersebut selaras dengan potensi lingkungan sekitar yang merupakan sentra home industry, konveksi, dan butik.
“Kami melihat potensi besar di bidang tata busana, sehingga peserta tidak hanya belajar menjahit, tetapi juga diarahkan menjadi pelaku usaha mandiri,” jelasnya.
BACA JUGA: Aksi Nyata Woman Support Woman: MSS Pekalongan Ajak Ibu Tunggal Belanja di Hari Ibu
BACA JUGA:Pastikan Kelancaran dan Pelayanan Nataru, Ahmad Luthfi Tinjau Rest Area
BACA JUGA:KKN UNIKAL Sulap Sampah Jadi Berkah: Hadirkan Komposter Aerob dan Rumah Botol di Podosugih
BACA JUGA:Faelasufa Dianugerahi Apresiasi “Bunda PAUD Peduli” dari Pemprov Jateng
Dalam pelaksanaannya, LKP Nisfisano menggandeng sejumlah UMKM batik lokal seperti Batik Kenong, Batik Bogard, Batik Zafi, Batik Salia, dan Batik Al Munna sebagai mitra praktik dan jejaring usaha. Program ini juga didukung akses permodalan dari Bank Jateng serta penguatan pemasaran digital melalui kerja sama dengan IWAMA (Institut Widya Pratama).
Materi pelatihan dirancang komprehensif, mulai dari kewirausahaan mandiri, pengukuran tubuh dan pembuatan pola, teknik menjahit, hingga produksi. Dalam waktu relatif singkat, peserta mampu menghasilkan hingga 12 item produk busana. Pada tahap akhir, mereka menyiapkan sampel produk untuk dipasarkan melalui toko digital masing-masing, termasuk melalui platform TikTok Shop.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
