BATANG, RADAR PEKALONGAN – Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengambil langkah progresif dalam menyikapi tradisi kelulusan siswa. Tahun ini, seluruh SMA di bawah koordinasi MKKS Batang sepakat untuk tidak menyelenggarakan kegiatan wisuda atau purnawiyata yang bersifat seremonial. Sebagai gantinya, sekolah-sekolah diarahkan untuk mengadakan kegiatan sederhana yang terintegrasi dengan penguatan karakter dan aksi sosial.
Ketua MKKS SMA Kabupaten Batang, Sugeng, menyampaikan bahwa keputusan ini merupakan hasil kesepakatan bersama antar kepala sekolah dan juga menindaklanjuti imbauan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah serta Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII. Langkah ini diambil demi menciptakan momen perpisahan yang lebih bermakna, efisien, dan berdampak positif secara sosial.
“Sesuai imbauan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jateng dan Cabdin, tahun ini tidak ada pelaksanaan wisuda. Kalau pun ada kegiatan perpisahan, formatnya sederhana dan dikolaborasikan dengan Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),” jelas Sugeng, Rabu (14/5/2025).
Di sekolah yang dipimpinnya, SMAN 2 Batang, kebijakan ini sebenarnya sudah diterapkan sejak pandemi COVID-19. Sejak tahun 2019, acara perpisahan di SMAN 2 Batang dilakukan secara sederhana, cukup dengan penyerahan Surat Keterangan Lulus (SKL) kepada siswa secara simbolis, dihadiri oleh perwakilan orang tua.
BACA JUGA:Pemkab Batang Bakal Bangun Trotoar Inklusif dan Sistem Kabel Bawah Tanah
“Meskipun keinginan siswa untuk merayakan wisuda masih tinggi, kami tetap menjaga komitmen untuk mengedepankan efisiensi dan esensi. Perpisahan tidak harus megah, tapi bisa tetap berkesan jika dikemas dengan kegiatan yang membangun empati dan kepedulian sosial,” ujarnya.
Sebagai bentuk konkret dari semangat tersebut, MKKS mendorong para lulusan untuk melakukan kegiatan sosial sebagai bagian dari momen kelulusan. Di antaranya adalah donasi pakaian seragam yang tidak lagi terpakai kepada adik kelas yang membutuhkan, hingga pembagian buku pelajaran.
BACA JUGA:Lewat Film Sayap-Sayap Patah 2, Polres Batang Ajak Masyarakat Refleksi Tugas Berat Anggota Polri
“Ini bagian dari nilai-nilai gotong royong dan solidaritas yang ingin kita tanamkan. Jadi, bukan hanya sekadar lulus, tapi juga memberi manfaat bagi sesama,” tambah Sugeng.
Beberapa sekolah bahkan mengembangkan kegiatan sosial yang lebih luas, seperti berbagi makanan kepada masyarakat sekitar, mengunjungi panti asuhan, hingga aksi bersih-bersih lingkungan. Kegiatan ini diharapkan menjadi pengalaman berharga yang mengajarkan makna kebersamaan, empati, dan tanggung jawab sosial.
BACA JUGA:Pencari Kerja Usia di Atas 35 Tahun Sulit Dapat Pekerjaan, Ini Langkah yang Diambil Bupati Batang
“Daripada menggelar wisuda dengan biaya besar dan seremonial belaka, lebih baik diarahkan ke hal-hal yang membawa manfaat nyata. Kami ingin siswa menyadari bahwa momen kelulusan juga bisa menjadi awal kontribusi mereka terhadap masyarakat,” pungkas Sugeng.
Langkah ini mendapat apresiasi dari sejumlah orang tua dan pemerhati pendidikan. Selain menekan biaya, pendekatan ini dinilai mampu menanamkan nilai-nilai karakter sesuai semangat Kurikulum Merdeka, sekaligus mendorong siswa untuk menjadikan kelulusan sebagai momentum tumbuh sebagai warga yang peduli dan bertanggung jawab. (Nov)