*) Hasil Swab, 44 Santri Reaktif
KOTA - Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Pekalongan melakukan lockdown lokal terhadap Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi'i Akrom Kota Pekalongan, mulai Selasa (15/6/2021) dini hari.
Langkah itu diambil setelah 27 santri dinyatakan reaktif dari hasil tes swab Antigen Covid-19 terhadap 106 santri pada Senin (14/6/2021) malam.
Selain itu, dari hasil swab Antigen berikutnya terhadap 388 santri yang dilakukan pada Selasa (15/6/2021) pagi, hasilnya ternyata 17 santri diantaranya reaktif. Sehingga total santri yang reaktif sebanyak 44 orang, dari total 494 santri yang dites.
Tes swab Antigen terhadap ratusan santri itu dilakukan setelah tim gugus tugas menggelar operasi yustisi penegakan protokol kesehatan (prokes) di Kota Pekalongan pada Senin malam di sejumlah titik.
Saat melaksanakan tugasnya, tim mendapat informasi kalau di Ponpes Syafi'i akrom ada kegiatan haflah akhirussanah yang diselenggarakan tanpa ada izin dari tim gugus tugas. Tim lalu mendatangi ponpes, dan mendapati ada ratusan santri yang mengikuti kegiatan tersebut dan dinilai tidak mematuhi protokol kesehatan.
Tim yang dipimpin langsung Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid, didampingi Kapolres Pekalongan Kota AKBP M Irwan Susanto, Dandim 0710/Pekalongan Letkol Czi Hamonangan Lumban Toruan, berikut Kepala Satpol PP, Kepala Dishub, Kepala Pelaksana BPBD, dan Kepala Dinas Kesehatan itu kemudian menghentikan acara di ponpes tersebut. Sesaat setelah itu, tim langsung melakukan tes swab Antigen terhadap seratus lebih santri dan pengurus atau panitia, dan hasilnya puluhan reaktif.
Wali Kota Pekalongan H Achmad Afzan Arslan Djunaid, atau biasa disapa Aaf, menyampaikan tim gugus tugas atau satgas Covid-19 bergerak cepat untuk melakukan testing dan tracing dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.
"Untung kita bergerak cepat, nanti juga kita tracing untuk langkah-langkah pencegahan. Alhamdulillah berkat sinergitas tim gugus cepat, kita antisipasi sejak dini," kata Aaf, saat meninjau pelaksanaan tracing dan testing di Ponpes Syafi'i Akrom, Selasa (15/6/2021).
"Pondok sementara kita lockdown lokal dulu, sampai semua santri dinyatakan negatif atau aman. Kita langsung berkoordinasi dengan tim gugus tugas. Kita lokalisir, tidak ada santri yang keluar maupun masuk," imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa santri yang dinyatakan reaktif untuk sementara isolasi mandiri di pondok, sembari menunggu hasil tes PCR yang dilakukan oleh Dinkes untuk memastikan status positif atau negatif Covid-19.
"Hasil PCR masih proses. Mudah-mudahan semuanya masih aman, masih terkendali. Untuk yang reaktif dilakukan isolasi mandiri, kita suplai obat, kita suplai semuanya. Logistik, obat untuk santri dari tim dinkes, dari TNI Polri. Semuanya kita sama-sama menjaga. Para santri isolasi di pondok, alhamdulillah masih ada tempat sambil menunggu mudah-mudahan untuk tes selanjutnya bisa negatif," ungkap Aaf.
Wali Kota menuturkan bahwa sebenarnya di pondok tersebut besok ada kegiatan penerimaan rapor. Pihaknya meminta kepada pengurus pondok supaya kegiatan tersebut dipending dulu sampai semuanya dinyatakan aman.
Menurutnya, lockdown lokal pondok tersebut dilakukan dengan menyiagakan petugas gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, dan BPBD untuk berjaga di lingkungan pondok tersebut. "Paling tidak kita jaga tiga hari full di sini, tidak boleh ada santri masuk dan keluar. Tetapi semuanya logistik dan semuanya harus kita siapkan," katanya.
Aaf melanjutkan, tim gugus tugas akan terus melakukan patroli, pengawasan, penegakan prokes, testing dan tracing untuk mencegah meluasnya Covid-19 di Kota Pekalongan.