BATANG - Per Agustus 2020, Dinkes Batang mendata ada 84 bayi meninggal dunia. Jumlah ini meningkat dari bulan Juli lalu yang menyentuh angka 72 bayi. Karena itu, Dinkes berharap peran serta lintas sektor dan lintas program dari OPD-OPD lain dan dukungan masyarakat.
"Hingga Agustus ini sudah ada 84 bayi yang meninggal. Tentunya untuk penurunan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI), dan stunting, Dinkes tidak bisa bekerja sendirian. Karena itu Dinkes butuh dukungan lintas OPD dan juga masyarakat," jelas Kepala Dinkes Batang, Muchlasin melalaui Kabid Kesmas, Sri Eprileni, usai Evaluasi Lintas Sektor Lintas Program dalam Rangka Penurunan AKI, AKB dan Stunting di Hotel Sendang Sari Batang, Kamis (24/9/2020).
Tahun 2019 tercatat ada 144 bayi yang meninggal dunia. Dinkes mentargetkan Angka Kematian Bayi (AKB) Batang tahun ini tidak melebihi tahun 2019.
"Untuk Batang sendiri Alhamdulillah tidak masuk lima tertinggi AKB di Jateng. Batang masih ada di tengah-tengah. Meski dengan anggaran yang kini dipangkas lantaran Covid-19, kami berharap kasus kematian ibu dan bayi bisa menurun dari tahun 2019," harapnya.
Kepala Bapelitbang Batang, Ari Yudianto berharap dukungan OPD dan masyarakat dalam penurunan AKI, AKB dan stunting. Dalam penanganan penurun AKI, AKB dan stunting dinas dan masyarakat punya peranan. Seperti Dispaperta diharap bisa mencukupi ketahanan pangan, PKK turut membantu edukasi ke masyaraka dan membantu giat posyandu, dan lainnya.
"Penurunan AKI, AKB dan stunting tidak bisa dari Dinkes saja. Karena hal ini dipengaruhi pola hidup masyarakat. Jika sanitasinya buruk, air bersih belum terakses, rumahnya tidak layak huni, tentu semuanya berpengaruh. Oleh karenanya kami berharap tiap OPD juga punya program yang mendukung hak tersebut. Tentunya juga dibantu peran pemdes dan juga PKK, serta elemen masyarakat lainnya," imbuhnya. (nov)