BANYUMAS - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan kontraktor proyek pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Lumbir, Kabupaten Banyumas, untuk menjaga kualitas dan integritas. Ia tidak ingin kasus seperti di SMAN Tawangmangu atau puskesmas di Cilacap terulang.
"Kontraktornya mana ini? Sudah pernah lihat video saya tendang tembok sekolah di Tawangmangu? Satu lagi video saya yang cek puskesmas di Cilacap? Ternyata sudah melihat. Saya ingatkan, hayati dua video itu. Itu sudah cukup, jangan diulangi lagi," kata Ganjar saat meninjau proyek pembangunan SMKN Lumbir, Senin (25/7/2022).
Langkah antisipasi agar proyek tersebut tidak dikorupsi, Ganjar meminta kepada seluruh elemen mulai dari kepolisian, bupati, camat, kepala desa, RT, dan masyarakat untuk ikut mengawasi. Termasuk mengawasi dari pungli yang seringkali muncul setiap ada proyek.
"Semuanya saya minta ikut mengawasi, termasuk mengawasi dari pungli-pungli karena setiap ada proyek pasti ada yang minta-minta. Pokoknya saya ingatkan agar kualitas bagus, jaa integritas, kita akan cek," katanya.
Ketegasan agar menjaga integritas itu disampaikan Ganjar mengingat SMKN Lumbir merupakan harapan masyarakat sejak lama. Tepatnya sejak tahun 2014 silam, saat Bupati masih memegang kewenangan sampai akhirnya kewenangan itu berpindah ke pemerintah provinsi. Setelah delapan tahun berjuang, pembangunan SMKN itu akhirnya mulai dikerjakan pada bulan Mei 2022 di atas lahan seluas dua hektare.
"Perjuangan sejak 2014, jadi ini dulu sejak zaman Pak Husein (Bupati Banyumas) juga masih memegang kewenangan saat itu. Seiring berjalannya waktu, kewenangannya berpindah. Kita diskusi dengan warga dan kelompok masyarakat. Alhamdulillah setelah sekitar delapan tahun akhirnya bisa berjalan (pembangunan). Dua gedung akan kita kerjakan dan nanti akan berkembang," kata Ganjar.
Selain dari usulan warga, pembangunan SMKN di Lumbir juga berdasarkan analisis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait kebutuhan sekolah menengah di daerah tersebut. Salah satu pertimbangannya adalah wilayah Kecamatan Lumbir termasuk dalam remote area atau blank spot. Kemudian analisis keberadaan sekolah menengah swasta yang sudah ada di daerah tersebut.
"Jadi Lumbir ini ada di daerah remote area. Sebenarnya kemarin waktu saya ke Cilongok juga ada yang meminta. Sekarang Dinas Pendidikan sedang menghitung, di Jawa Tengah dengan model PPDB pakai zonasi itu, daerah mana yang blank spot, daerah mana yang terlalu jauh, dan daerah mana yang kemudian perlu kita bantu. Tapi kita juga pertimbangkan sekolah swasta lho ya karena sekolah swasta itu juga perjuangan dan pionir ketika pemerintah belum bisa hadir, swasta itu hadir soalnya. Itu penting," ungkapnya.
Ganjar berharap sekolah yang baru dibangun tersebut ke depan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Apalagi sekolah baru itu berbentuk sekolah vokasi atau sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan jurusan otomotif dan pemesinan. Nantinya SMKN Lumbir dapat meniru langkah SMKN Jateng di Purbalingga yang bekerja sama dengan industri besar.
"Saya dorong mulai dari awal untuk disiplin. Meski nanti ini sekolahnya tidak boarding school, kita harapkan kedisiplinannya bisa seperti yang SMK Jateng karena mereka akan dicetak betul-betul menjadi skill labor maka harus disiplin dan tertib. Saya minta koreksi terus kedisiplinan, kebersihan, dan cara menaruh peralatan ketika mengambil harus balik lagi di situ. Terus nggak boleh mencuri, peralatan nggak boleh bertebaran agar mereka disiplin. Kalau disiplin insyallah bagus. Tempatnya juga bagus ini, tidak mudah orang menjangkau tetapi mudah-mudahan tempatnya juga cukup bagus, asri," ungkap Ganjar. (red)