*Gerakan Pelestarian Perlu Digalakkan
WONOTUNGGAL - Kali Kupang menjadi salah satu sumber air penting bagi warga Batang dan sekitarnya. Sayangnya, kondisi aliran Kali Kupang kini tak sejernih dulu lagi, karena terkontaminasi limbah rumah tangga, sehingga tercemar dan berwarna.
Jika aliran di dekat hulu Sungai Kupang masih jernih, berbeda dengan aliran di sisi hilir atau aliran yang menuju ke laut. Aliran Sungai Kupang pun berubah warna menjadi coklat karena tercemar limbah rumah tangga.
Beberapa warga menyayangkan kondisi tersebut, pasalnya aliran Sungai Kupang juga menjadi sumber penghidupan bagi para petani di hulu.
"Kalau di hilir ya begini kondisinya, kurang begitu jernih, bahkan kadang warna airnya coklat," papar Ahmad, salah satu warga Kecamatan Batang, yang juga tinggal di sekitar aliran Sungai Kupang.
Ia menerangkan, kemungkinan air tersebut tercemar lumpur dari galian yang ada di sepanjang aliran Sungai Kupang. "Kalau benar-benar dijaga dan tidak ada yang mencemari, saya rasa akan lebih baik kualitas airnya. Sebenarnya pelestarian menjadi hal wajib, mengingat pemanfaatan air dari Sungai Kupang sangat banyak," jelasnya.
Menyoal menjaga kondisi DAS Kupang, beberapa komunitas di Kabupaten Batang telah melakukannya. Bahkan menurut perangkat Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal, Subekan, ada tradisi tahunan untuk merawat sungai.
"Tradisi itu digelar dari Kabupaten Pekalongan tepatnya di hulu yaitu di Telaga Sigebyar hingga ke Kabupaten Batang," imbuhnya.
Melihat besarnya potensi aliran Sungai Kupang, Subekan juga menjelaskan, akan membuat sejumlah gerakan yang memadukan wisata edukasi dan pelestarian lingkungan.
"Meski masih wacana, namun kami harap wisata edukasi tersebut bisa dijalankan. Nantinya akan ada obyek wisata di bendungan Sungai Kupang," pungkasnya. (nov)