KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat kian mengeluhkan nyamuk yang lebih banyak dibandingkan hari-hari biasanya.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai penyakit demam berdarah. Yakni dengan gerakan PSN dan 5M plus.
"Nyamuk memang sangat banyak beberapa hari ini. Berbagai obat nyamuk dipakai, namun sepertinya nyamuknya ndak habis-habis," keluh Dewi (40), warga Perum Pesona Griya Karanganyar, Selasa, 22 Juli 2025.
Sementara itu, berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, dari Januari hingga Juli 2025, ada 90 kasus demam berdarah di Kabupaten Pekalongan.
Baca juga:Demam Berdarah Merebak, Polres Pekalongan Fogging 4 Lokasi
Dengan rincian, anak kurang dari 1 tahun 2 kasus, 1-4 tahun ada 4 kasus, 5-14 tahun ada 32 kasus, 15-44 tahun ada 39 kasus, dan usia lebih dari 44 tahun ada 13 kasus.
"Alhamdulillah semuanya bisa tertangani dengan baik, sehingga tidak ada kasus kematian akibat demam berdarah di Kabupaten Pekalongan," terang Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Pekalongan, M Khoirudin, Selasa, 22 Juli 2025.
Dikatakan, penyakit DB ini tak hanya terjadi di Kabupaten Pekalongan. Di wilayah Pantura, kata dia, perkembangbiakan nyamuk cukup banyak, apalagi saat ini musim pancaroba.
Untuk kasus DB di Kabupaten Pekalongan, kata dia, ada 90 kejadian DB dari Januari hingga Juli 2025. Daerah endemis DB pun kian menyebar di sejumlah desa di Kota Santri.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak dan masyarakat untuk mengantisipasi penyakit DB tersebut. Menurutnya, untuk penanganan DB itu ada fasenya, yakni fase promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
"Masyarakat itu kebanyakan ingin actionnya, ingin kuratifnya yaitu dengan fogging. Sebenarnya fogging itu bukan solusi untuk kasus DB," ujar dia.
Pasalnya, ada bahaya insektisida dengan adanya fogging. "Setelah fogging, biasanya ada sisa-sisa, ndak bisa langsung keluar atau habis. Residunya ini bisa nempel di dinding, korden, atau dimanapun yang masyarakat lupa untuk menutupnya pada saat fogging, sehingga bisa membahayakan masyarakat itu sendiri," terang dia.
Dengan fogging, lanjut dia, bisa menyebabkan kekebalan pada nyamuk. "Makanya kemarin ada beberapa desa atau kecamatan yang punya inisiatif, maksudnya bagus sih, inisiatif ingin fogging sendiri, beli alat sendiri, beli obat sendiri, tapi kami sampaikan itu sebenarnya bagus cuma efeknya mereka tidak akan terkontrol jika tidak satu pintu dengan Dinas Kesehatan," ujar dia.
Menurutnya, demam berdarah bisa dicegah dengan upaya promotif dan preventif. Promotif itu diantaranya dengan sosialisasi mengenai penyakit DB, bahanya dan solusinya apa. Promotif ini, kata dia, bisa dilakukan di level Puskesmas.
"Ini bisa dilakukan di acara pengajian, karangtaruna, atau pertemuan dengan ormas dan organisasi keagamaan itu bisa disampaikan tentang penyakit DB, pengobatan, pencegahan dan lainnya," katanya.