BATANG - Nasib Persibat Batang untuk tampil di Liga 4 Jawa Tengah tahun depan masih belum ada kepastian. Hingga kini, manajemen tim berjuluk Laskar Alas Roban itu vakum setelah manajer mundur dan ketua klub tak aktif.
Ketua Askab PSSI Batang periode 2025-2029, H Juki, membenarkan kondisi Persibat saat ini sedang berada di situasi sulit.
“Program Askab jelas harus ikut kompetisi. Tapi sekarang kepengurusan Persibat masih kosong. Kalau mau ikut, harus bentuk pengurus baru dulu,” kata Juki saat ditemui di Kantor DPRD Kabupaten Batang, Kamis 2 Oktober 2025.
Menurut Juki, kepengurusan lama yang dipimpin dr Moch Ali Balkhi sebagai ketua dan Panggah sebagai manajer sudah tidak berjalan. Sang manajer bahkan mundur karena tekanan dari suporter.
BACA JUGA:Dekranasda Batang Dorong Pelestarian Batik Rifaiyah di Hari Batik Nasional
BACA JUGA:Lantik 6 Pejabat Administrator, Bupati Batang Wajibkan Tiap OPD Punya 5 Agenda Prioritas
“Desakan sebenarnya ditujukan ke ketua Persibat, tapi yang kena imbas justru manajer. Surat resmi pemberhentian juga belum ada sampai sekarang, jadi statusnya menggantung,” jelasnya.
Juki menegaskan langkah pertama yang harus dilakukan adalah membentuk kepengurusan baru, termasuk menunjuk manajer. Setelah itu, barulah bisa menyiapkan tim untuk kompetisi.
Meski begitu, kepastian Liga 4 Jateng sendiri masih menunggu arahan resmi dari PSSI.
“Sistem kompetisi belum tentu sama dengan tahun lalu. Contohnya Porprov saja, aturan usianya berubah. Jadi masih menunggu petunjuk PSSI,” imbuh Juki yang juga politisi PAN itu.
Ia memaklumi desakan suporter agar Persibat segera bersiap. Namun menurutnya, manajemen perlu memberikan informasi yang jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Wajar kalau suporter mendesak. Tapi manajemen mestinya memberi edukasi dan informasi, supaya mereka paham bahwa belum ada kepastian dari PSSI,” ujarnya.
Terkait pendanaan, Juki menyebut Persibat masih bisa mengandalkan dana APBD lewat KONI. Tahun kompetisi 2024-2025, Persibat menerima sekitar Rp250 juta. Untuk musim 2026-2027, pengajuan anggaran lewat Disparpora Batang masih menunggu keputusan.
“Regulasi memungkinkan karena Persibat masih di liga amatir. Tapi anggaran pemerintah sekarang turun semua. Jadi butuh dukungan sponsor maupun pengusaha,” jelasnya.
Ia menambahkan, biaya operasional klub tidak kecil. Selama ini Persibat banyak terbantu lewat penjualan tiket penonton dan sponsor lokal.