*SMPN 12 Pekalongan
KOTA - SMPN 12 Pekalongan menggelar pemilihan Ketua Osis dan Wakil Ketua OSIS periode 2022/2023 secara langsung.
Dijelaskan Kepala SMPN 12 Pekalongan Ani Yuniati bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi rangkaian kegiatan projek dengan tema demokrasi dan bentuk kegiatannya adalah pemilihan ketua OSIS. Projek tersebut dilakukan karena SMPN 12 Pekalongan sudah menggunakan kurikulum merdeka dan menginjak tahun kedua sebagai sekolah penggerak sejak tahun 2021.
Disamping itu, untuk kelas yang menerapkan kurikulum merdeka, mereka akan melakukan projek sebanyak satu tahun tiga kali dan ditahun kedua untuk kelas 7 merupakan projek ke dua karena projek pertama sudah dilaksanakan pada bulan September, sedangkan untuk kelas 8 baru projek pertama.
"Ini adalah projek kolaborasi antara kelas 7 dan 8, namun karena OSIS ini dipilih oleh seluruh siswa jadi meskipun kelas 9 tidak mengikuti projek, mereka tetap memilih mengikuti pemilihan ketua OSIS ini," ungkap Ani.
Dijelaskan lebih lanjut, pada projek era demokrasi ini nilai yang diterapkan adalah dimensi beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis dan gotong royong.
Selain untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila yang dimensinya tadi sudah disampaikan, pilketos ini juga bertujuan untuk melatih anak dengan kegiatan demokrasi, karena inipun merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan Pancasila.
"Kami melatih anak demokrasi yang positif ya, meskipun ada pendukung-pendukungnya karena mereka sistemnya berkelompok berkolaborasi antara 1 dengan yang lain untuk mengusung calon dari kelas yang berkolaborasi itu," imbuhnya.
Terkait prosesi pemilihan calon, SMPN 12 Pekalongan menerapkan 1 kelas menjadi 1 kelompok projek dengan mengusulkan 1 calon ketua OSIS, 2 panitia pemilihan serta 1 saksi. Sehingga dari hal tersebut terdapat 8 calon ketua OSIS dari 8 kelas yang dikolaborasikan oleh panitia menjadi pasangan melalui undian. Sehingga tak ayal ada pasangan calon yang terdiri dari kelas 7 berpasangan dengan kelas 7, kelas 7 dengan kelas 8 atau kelas 8 dengan 8 kelas.
Rangkain pemilihan ini melekat pada kegiatan projek, yang sudah diawali dari tanggal 17 Oktober selama dua pekan.
Dimulai dengan sosialiasi memberi informasi anak tentang kegiatan demokrasi lebih detailnya adalah pemilihan ketua OSIS lalu dari masing-masing kelas ini akan memilih calonnya yang akan diajukan, dilanjutkan debat visi misi, masa tenang dan terakhir adalah pemilihan ketua dan perhitungan suara.
"Kita memang sengaja ciptakan suasana pemilihan umum yang sebenarnya, tentu dengan nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya," jelas Ani.
Pihaknya berharap, dengan adanya kegiatan projek era demokrasi melalui pemilihan ketua OSIS ini siswa bisa memahami proses demokrasi di Indonesia namun demokrasi yang baik dan positif dan menghasilkan pemimpin organisasi siswa sehingga mampu menjadi bekal mereka untuk berdemokrasi yang sehat di tengah masyarakat. (mal)