*SMP Salafiyah Pekalongan
KOTA - Merespon beredarnya kabar terkait melonjaknya kasus Covid 19 kluster Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa wilayah baru-baru ini, membuat SMP Salafiyah Pekalongan menghimbau kepada guru, siswa dan wali siswa untuk lebih tertib menjalankan Protokol Kesehatan (Prokes), hal tersebut lantaran menghindari adanya penyebaran Covid 19 kluster PTM di area Kota Pekalongan.
Disampaikan Waka Kurikulum SMP Salafiyah Pekalongan Khifdziati, Selasa (28/9/2021) bahwa SMP Salafiyah sendiri sejauh ini sudah melaksanakan Prokes dengan baik, mulai dari fasilitas yang dimiliki sekolah, skenario pembelajaran hingga pelaksanaan vaksin dosis pertama bagi siswa-siswi SMP Salafiyah beberapa hari terakhir.
"Kalau kita fasilitas sudah memiliki semua ya, tempar cuci tangan yang berbentuk wastafel ada 8, titik air mengalir ada 4, handsintezer di setiap kelas, serta penyemprotan desinfektan secara berkala setiap dua Minggu sekali," ungkap Khifdziati.
Terkait pembelajaran, SMP Salafiyah tetap menggunakan aturan PTM terbatas yang hanya mengijinkan 50% siswa dari kelas yang masuk. Setiap kelas memiliki dua shift yaitu pembelajaran daring dan luring.
"Tiap kelas kita ada sekitar 34 siswa, nah kita bagi menjadi dua shif bearti setiap hari yang berangkat sekitar 17 siswa perkelas. Mereka yang tidak luring maka mereka melakukan daring di rumah masing-masing," imbuhnya.
Sejauh ini, menurut wanita yang memiliki hobi membaca ini, pelaksanaan Prokes bisa terlaksana dengan baik di SMP Salafiyah Pekalongan karena didukung oleh semua pihak termasuk serta wali siswa yang siap mendukung dan memantau. Salah satu suport besar yang diberikan wali siswa dalam mematuhi Prokes adalah antusiasme wali siswa dalam mengijinkan putra-putrinya mengikuti vaksin dosis pertama beberpa waktu lalu.
"Ada pengalaman menarik sebenarnya pas pelaksanaan vaksin, jadi kalau biasanya banyak kabar wali siswa yang menolak vaksin dengan alasan tertentu, kalau disini justru siswa tertolak untuk vaksin padahal mereka sudah hadir kesekolah. Mereka yang tertolak ini adalah siswa yang memiliki kondisi khusus yang mengakibatkan tidak bisa di vaksin dan banyak mereka yang tertolak karena saat pendataan NIK mereka tertolak oleh sistem karena usia mereka belum 12 tahun. Dari situ bisa kita lihat bagaimana upaya dukungan bersama antara siswa, guru, dan wali siswa untuk terus mendukung keberlangsungan PTM dengan baik," jelasnya.
Pihaknya berharap, dengan adanya kerjasama yang baik dari semua pihak dalam melaksanakan Prokes, bisa membuat kondisi menjadi lebih baik dan kembali normal.(mal)