KOTA - Jumat (18/12/2020) menjadi hari yang terlupakan bagi Fathan, S.Ag. (60), salah seorang Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 (Smada) Pekalongan yang telah mengabdi selama 35 tahun dengan status Guru Tidak Tetap (GTT).
Ia yang kini sudah memasuki masa purnatugas (pensiun) itu, mendapatkan kejutan istimewa dari rekan-rekannya sesama guru di Smada Pekalongan. Pak Fathan, begitu biasa ia disapa, mendapatkan hadiah paket umrah dari jajaran guru Smada.
Hadiah berupa uang tunai itu diserahkan secara simbolis oleh Kepala SMAN 2 Pekalongan, Sulikin MPd, didampingi perwakilan guru dan pengurus OSIS, bertepatan dengan acara Dies Natalis ke-37 Smada di halaman sekolah setempat, Jumat (18/12/2020) pagi.
Kepala Smada, Sulikin MPd, menuturkan hadiah berupa uang senilai 30 juta rupiah lebih untuk umrah itu merupakan hasil iuran yang dikumpulkan para guru selama 10 bulan terakhir.
Hanya saja, diakui Sulikin, ia dan rekan-rekan guru yang lain menyadari bahwa saat ini masih masa pandemi Covid-19. Ada beberapa pembatasan terkait umrah. Maka, jikapun nanti terkendala untuk umrah karena masih pandemi Covid, maka uang itu bisa digunakan untuk keperluan lain. " Tapi niat awal dari kami dan teman-teman guru ini memang ingin memberangkatkan umrah Pak Nathan," kata Sulikin, usai acara dies natalis.
Ditambahkan Sulikin, dies natalis Smada dengan tema 'Smada Berbagi' kali ini memang dikemas secara khusus namun sangat sederhana karena masih ada pandemi Covid-19. Maka acaranya pun menerapkan protokol kesehatan ketat.
Selain pemberian hadiah paket umrah kepada sosok GTT yang memasuki pensiun, dies natalis diisi pula dengan bakti sosial membagikan 75 paket sembako kepada warga sekitar sekolah oleh para siswa yang diwakili para pengurus OSIS. Sebelum acara bakti sosial ini, beberapa guru, perwakilan komite, dan perwakilan pengurus OSIS, melakukan jalan sehat.
"Acara dies natalis kali ini digelar secara sederhana dan ada nilai-nilai karakter yang bisa dijadikan contoh untuk anak-anak, yakni semangat berbagi maupun semangat dan kesabaran. Jadi di dalamnya ada pembelajaran karakter," imbuh Sulikin.
Sementara, Fathan, mengaku sangat terharu dan berterima kasih mendapatkan kejutan dari rekan-rekannya itu. Dia mengaku sudah sejak lama ingin ke Baitullah, namun dana belum mencukupi dan masih harus membiayai pendidikan anak-anaknya. "Sangat senang dan terharu dapat penghargaan dari teman-teman. Semoga yang seperti bisa menjadi contoh untuk yang lain," ungkapnya. (way)