Pusat Banjir Bergeser

Minggu 23-02-2020,18:25 WIB

SANTAP NASI BUNGKUS - Bupati Asip Kholbihi tampak menyantap nasi bungkus yang disiapkan BPBD untuk para pengungsi saat meninjau para pengungsi banjir di Masjid Dupantex, Sabtu (22/2/2020) sore.

Ke Selatan Pantura, Bupati Asip Tinjau Korban Banjir

Pusat terparah banjir di Kabupaten Pekalongan saat ini bergeser ke wilayah di selatan jalur Pantura. Atas kondisi itu, Pemkab Pekalongan akan mencari solusi agar banjir tahunan yang melanda sejumlah desa di Kota Santri bisa teratasi.

Demikian disampaikan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi saat meninjau pengungsi banjir di Masjid Dupantex, Sabtu (22/2/2020) sore.

Tinjauan ke lokasi pengungsian itu sendiri dilakukan untuk memastikan para pengungsi tertangani dengan baik, seperti pasokan makanan, minuman, dan pelayanan kesehatannya. Bahkan, Bupati pun ikut menyantap nasi bungkus yang disiapkan untuk para pengungsi. Bupati tampak menikmati nasi bungkus itu saat makan bersama anak-anak pengungsi.

"Kita pastikan kebutuhan pokok seperti makan, minum, jajan, susu, dan popok untuk para pengungsi terlayani dengan baik," ujar Bupati.

Yang lebih penting, lanjut Bupati, Pemkab Pekalongan akan mencari solusi untuk mengatasi banjir tahunan tersebut, terutama banjir yang menggenangi Desa Pacar, Kecamatan Tirto.

"Kita akan mencari solusi, karena Desa Pacar ini berbatasan dengan Kota Pekalongan," ujar dia. Dikatakan, Desa Pacar ini terletak di sebelah selatan rel kereta api dan jalan Pantura. Sebelah baratnya, kata Bupati, ada sungai besar, yakni Sungai Sengkarang.

"Wilayah ini daerah penampungan air. Pengerukan Sungai Meduri bagian selatan akan dilakukan. Koordinasi dengan Wali Kota, dan juga membuat penampungan air, agar air tidak masuk ke Desa Pacar semua, sehingga tidak terjadi banjir tahunan. Ini harus dengan kajian yang komprehensif agar tidak terjadi banjir tahunan," ujar Asip.

Dikatakan, pusat banjir dulu berada di sebelah utara Pantura, namun saat ini bergeser ke daerah di selatan jalur Pantura. Menurutnya, banjir diakibatkan air hujan di sebelah selatan, tidak lagi oleh air rob. "Ini akan diatasi. Kita sudah punya grand desain. Untuk daerah lainnya tinggal normalisasi saluran-salurannya," kata dia.

Menurutnya, khusus untuk Desa Pacar merupakan daerah cekungan, sehingga harus ada rekayasa teknik agar banjir tidak terulang. Untuk rekayasa sosial, kata dia, sudah berhasil.

"Rekayasa sosial melalui penanganan tanggap darurat berhasil. Tim kesehatan sudah full 24 jam," katanya. Ditandaskan, anatomi banjir akan dibedah dengan baik. Agar antisipasi banjir bisa dilakukan. "Mudah-mudahan musim hujan ke depan tidak banjir lagi," harap Bupati.

Seperti diberitakan, banjir melanda belasan desa di Kabupaten Pekalongan, Rabu (19/2/2020) petang. Berdasarkan data yang diperoleh Radar, banjir sedikitnya merendam belasan desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Pekalongan, yakni di Kelurahan Pekajangan dan Desa Ambokembang di Kecamatan Kedungwuni; Kelurahan Sragi, Tegalontar, Klunjukan, Gebangkerep, Purwodadi, dan Desa Bulakpelem di Kecamatan Sragi; Desa Sembungjambu, Kecamatan Bojong; dan Desa Bebel, Kecamatan Wonokerto. Selanjutnya, Desa Mejasem, Kecamatan Siwalan (257 rumah, 367 KK), Desa Tengengwetan, Kecamatan Siwalan (556 rumah, 1000 KK), Desa Pait, Kecamatan Siwalan (130 rumah, 130 KK), Desa Pucung, Kecamatan Tirto (60 rumah, 122 KK), Desa Samborejo, Kecamatan Tirto (110 rumah, 121 KK), Desa Pacar, Kecamatan Tirto (632 rumah, 990 KK), Desa Karangjompo, Kecamatan Tirto (300 rumah, 491 KK), Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto (255 rumah, 325 KK), dan Kelurahan Bener, Kecamatan Wiradesa (20 rumah, 30 KK). Sebanyak 240 warga Desa Pacar, Kecamatan Tirto mengungsi ke Masjid PT Dupantek. Ketinggian banjir sendiri antara 20 cm hingga 90 cm. Banjir diakibatkan intensitas hujan yang tinggi, sehingga air meluap dari sejumlah sungai dan saluran drainase. (had)

Tags :
Kategori :

Terkait