Microfinance yang Diinisiasi oleh Muhammadiyah Saat Ini Berkembang Pesat

Kamis 19-09-2019,14:55 WIB

KAJEN - Microfinance berkolerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat, serta mengentaskan kemiskinan. Selama 3 tahun kepemimpinan Asip dan Arini yang didukung oleh semua pihak termasuk muhammdiyah, angka kemiskinan di Kabupaten Pekalongan turun menjadi 10,06%. Disisi lain, angka pertumbuhan ekonomi juga tumbuh menjadi 5,75%, diatas provinsi yang hanya 5,52% dan diatas Kota Pekalongan.

Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi membuka acara Muhammadiyah Multifinance Summit 2019 di Pendopo Pemkab setempat, Kamis (19/9/2019).

Bupati Asip menjelaskan, lembaga microfinance yang diinisiasi oleh Muhammdiyah saat ini berkembang begitu masif. Contohnya belum lama ini Bupati Asip meresmikan kantor microfinance di Karanganyar yang gedungnya begitu megah dan asetnya sudah milyaran.

"Ini menunjukan bahwa potensi microfinance ini begitu besar," ucapnya.

Pada kesempata itu Bupati mengajak Muhammadiyah untuk bersama-sama mengangkat angka kemiskinan. Rencananya pada akhri 2021 angka kemiskinan bisa diturunkan menjadi single digit. Hal itu diharapkan bisa diwujudkan, karena secara nasioanl skema perekonomian di Indonesia 90% masih dikuasai oleh lembaga microfinance.

"Pemkab Pekalongan juga menginisiasi beberapa program yang berhubungan dengan microfinance yang namanya kredit nongol yaitu kredit no bank tongol. Bekerjasama dengan beberapa bank, tanpa agunan dan bunganya kompetitif," beber Bupati.

Lebih lanjut dijelaskan, iklim usaha di Kabupaten Pekalongan sejak dulu basis mata pencahariannya yaitu pengusaha batik. Orang Kedungwuni, orang Pekajangan, orang Wiradesa menjadi penopang geliat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pekalongan sejak jaman kolonial dan juga sudah mengenal Koperasi.

"Sudah banyak Koperasi yang lahir dan sudah banyak juga memunculkan saudagar kaya," tuturnya.

Saudagar kaya ini mengusai jalur perdagangan di Pantura Jawa. Karena itulah, sebagai generasi penerus juga menggerakan kembali semangat perekonomian yang bertumpu pada pemberdayaan umat, agar jumlah warga yang besar dan banyak secara ekonomi tidak terpinggirkan.

"Kita besar secara populasi, tetapi secara penguasaan ekonomi kita masih kecil," tandasnya. (rifki/radarpekalonganonline)

Tags :
Kategori :

Terkait