KOTA - Sebanyak 120 anak putus sekolah dan bekerja di Kota Pekalongan mendapat pembekalan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah, kemarin (6/9).
Anak-anak yang berusia antara 13 hingga 17 tahun tersebut mendapatkan berbagai edukasi dan motivasi dengan harapan supaya mereka tidak lagi menjadi pekerja anak, untuk selanjutnya bisa kembali melanjutkan pendidikan, baik formal maupun informal.
Salah satu kegiatan pembekalan yang dilakukan berlokasi di Ponpes Sunan Bonang, Sampangan, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Mereka sudah sejak sepekan terakhir mendapatkan pembekalan dari para pendamping lokal dan tim pengawas Disnakertrans Jawa Tengah.
Ketua Tim Teknis Pembekalan, yang juga Pengawas Tenaga Kerja dari Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah Wilayah Pekalongan, Hermawan, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan program dari Kementerian Tenaga Kerja melalui Disnakertrans Jawa Tengah.
Dia menjelaskan, untuk Kota Pekalongan ada 120 anak putus sekolah dan bekerja yang mengikuti kegiatan dimaksud. Mereka ditempatkan di tiga shelter atau penampungan, yang salah satunya bertempat di Ponpes Sunan Bonang, Sampangan, Pekalongan Timur.
"Mereka ini adalah anak-anak yang putus sekolah dan bekerja. Output kegiatan ini adalah bagaimana memotivasi anak ini unntuk kembali ke dunia pendidikan, baik sekolah formal maupun informal," katanya.
"Konsepnya kita mengantarkan mereka ke dinas atau pihak terkait di Kota Pekalongan. Kemarin kita sudah mengundang Ketua DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan. Alhamdulillah mendapat dukungan dan respon baik untuk menangani anak-anak ini pasca di shelter ini," imbuhnya.
Sementara itu, Siti Nur Kayyisah pendamping anak-anak putus sekolah dalam program pembekalan, menjelaskan, banyak faktor yang membuat anak-anak putus sekolah. Namun sebagian besar adalah karena faktor ekonomi.
"Ada yang putus sekolah karena benar-benar tidak mampu, dan harus mencukupi biaya hidup keluarga, selain itu ada juga yang mengalami pelecehan serta bullying. Hal itu membuat anak-anak trauma dan tak mau lagi melanjutkan sekolah," ungkapnya.
Diharapkan, dengan adanya pembekalan tersebut anak-anak punya harapan baru untuk kembali bersekolah. Apalagi setelah pihak DPRD dan Dinas Pendidikan datang ke lokasi.
"Pemkot dan DPRD menjanjikan anak-anak ini bisa kembali sekolah, kami juga terus memberikan motivasi agar mereka kembali bangkit," tambahnya.
Salah satu peserta pembekalan, Aisyah (15), mengungkapkan dirinya tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SD karena faktor ekonomi keluarga. Ia terpaksa bekerja meski usianya masih remaja.
"Saya bekerja setelah lulus SD, karena memikul beban orang tua. Sebenarnya ada keinginan untuk sekolah, namun siapa yang akan menanggung biayanya dan membantu mencukupi kebutuhan keluarga," katanya.
Ia pun merasa senang setelah mendapat kesempatan untuk bisa sekolah lagi. "Kemarin kami ditemui oleh Pemkot dan DPRD dan dijanjikan bisa sekolah lagi, saya sangat senang mendengarnya. Semoga cita-cita untuk kembali sekolah terwujud," imbuh Aisyah. (way)