*Bupati Mengaku Kecewa
KENDAL - Realisasi dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) berbasis dusun tahun 2021 ternyata tak seluruhnya sesuai kriteria yang ditentukan. Ada satu dusun yang menggunakan anggaran Rp 100-Rp300 juta itu hanya untuk mempercantik perwajahan kampung, dengan dampaknya bagi masyarakat yang minim.
Temua ini diperoleh Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, yang selama ini melakukan pengecekan secara berkala terhadap hasil pembangunan yang dibiayai BKK dusun tersebut. Bupati pun mengaku kecewa dengan hasil tersebut.
"Sudah 19 dusun dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal telah melaksanakan pembangunan dari program BKK berbasis dusun pada 2021. Setiap dusun mendapatkan dana Rp 100 - Rp 300 juta sebagai pilot project program BKK untuk pemerataan pembangunan daerah," kata Bupati Dico M Ganinduto, Selasa (1/3/2022), saat mengecek hasil pembangunan di Desa Payung, Weleri.
Bupati sendiri enggan menyebutkan nama dusun dimaksud. Menurutnya, dusun tersebut menggunakan dana BKK hanya untuk mempercantik tata ruang atau perwajahan kampung. Hasil pembangunan tersebut disebutnya tidak memberikan dampak signifikan bagi upaya meningkatkan perekonomian desa serta tidak memberikan solusi konkrit atas permasalahan yang dihadapi masyarakatnya.
Apa yang dilakukan oleh satu dusun ini bisa menjadi pengingat pemerintah desa lainnya agar tidak melakukan hal serupa ke depan. "Pembangunan suatu wilayah itu harus punya skala prioritas. Kalau tak punya ekses besar terhadap kebangkitan perekonomian suatu wilayah enggak perlu dibangun. Apalagi hanya sekadar kerapihan wilayah saja. Ini tidak saya inginkan. Pembangungan harus sesuai kebutuhan masyarakat dan bisa menyelesaikan permasalahan," ungkapnya.
Dico menyatakan, ada tiga indikator pembangunan yang bisa dilakukan melalui dana BKK berbasis dusun. Yakni pemberdayaan masyarakat, pemulihan ekonomi, dan harus sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Kendal. Pada tahun ini, Pemkab Kendal bakal menggelontorkan dana BKK hingga Rp 60 miliar untuk 600-an
"Sehingga masih tersisa 500-an dusun yang bakal diprogramkan pada 2023 mendatang. Saya tak mau ada penyalahgunaan oknum atau kelompok tak bertanggungjawab dalam penggunaan dana BKK yang diamanahkan dari pemerintah daerah ini," tandasnya.
Untuk itu, Bupati menyebut pentingnya pengawasan dari semua pihak, termasuk tokoh masyarakat, agar realisasi pembangunan bisa tepat sasaran dan manfaat. Dico pun tak sungkan memberikan pujian bagi desa yang mampu mewujudkannya, seperti Desa Karangsono Kecamatan Cepiring dan Desa Payung Kecamatan Weleri. Diketahui, Desa Karangsono merealisasi dana BKK dusun untuk membuat irigasi yang mengairi 50 hektar sawah, sementara Desa Payung dengan membuat rumah produksi UMKM.
"Keduanya bisa membantu pembangunan daerah melalui pertanian dan UMKM," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Payung, Son Hanarno mengatakan, rumah produksi UMKM yang selesai dibangun akan dilengkapi sarana dan prasarananya melalui dana dari Bumdes setempat. Nantinya, Bumdes akan mengelola rumah produksi ini sebagai wadah UMKM dalam berkarya dan memasarkan produk. Dimulai dari produksi krupuk petis, yang nantinya bisa dikembangkan dengan produk-produk kerajinan lainnya.
"Rumah produksi UMKM ini dibangun dari dana BKK Rp 100 juta. Kami coba lengkapi sarprasnya tahun ini, dan nantinya akan kami buat pasar rakyat sebagai event untuk memasarkan produk-produk masyarakat," katanya.
Kepala Desa Karangsuno, Sokimin mengungkapkan, pembangunan saluran irigasi sepanjang 115 meter ini bakal bermanfaat untuk kebutuhan air petani di wilayahnya. "Ada dua titik pembangunan saluran irigasi di Desa Karangsuno. Satu titik sudah terbangun pada 2021 lalu, dan satu titik lainnya bakal dibangun pada 2022. Harapanya hasil pertanian bisa meningkat," ucapnya. (lid).