'Perang Sarung' Menular Ke Desa

Senin 11-04-2022,11:30 WIB

*Polisi Amankan 11 Remaja Diduga Terlibat Perang Sarung Jelang Sahur

KAJEN - Belasan remaja, lima di antaranya pelajar, digulung tim patroli malam Polsek Kajen. Belasan remaja ini diduga terlibat tawuran perang sarung menjelang waktu sahur.

Fenomena tawuran ini lagi marak di sejumlah daerah pada bulan Ramadan 2022 ini. Tidak hanya terjadi di kota besar, tren yang meresahkan ini disinyalir juga menular ke kalangan remaja di pedesaan di Kota Santri.

Belasan remaja dan pemuda itu diamankan polisi di Jalan Raya Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Jumat (8/4/2022) dini hari, pukul 02.00 WIB. Mereka dibawa ke Mapolsek Kajen beserta 8 unit sepeda motor untuk didata. Mereka diberi imbauan dan penekanan agar tidak mengulangi perbuatannya. Pasalnya, aksinya itu dapat merugikan orang lain dan diri sendiri yang berakibat fatal. Dari 11 pemuda dan remaja tersebut terdapat lima orang yang berstatus sebagai pelajar.

Selanjutnya, Kapolsek Kajen AKP Isnovim memanggil orang tua pelaku dan guru bagi yang berstatus pelajar untuk ikut serta memberikan imbauan. Setelah mendapatkan imbauan, belasan remaja tersebut dibuatkan surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Kapolsek Kajen juga memberikan imbauan kepada orang tua pelaku untuk selalu mengawasi anak-anaknya dan menanyakan kalau mau meninggalkan rumah tujuannya apa. Setelah memberikan imbauan, mereka diserahkan kembali kepada orang tuanya masing-masing.

Kapolsek Kajen AKP Isnovim, dikonfirmasi Radar, mengatakan, untuk langkah antisipatif agar kejadian serupa tidak terjadi, ia sudah mengumpulkan seluruh anggotanya. Bhabinkamtibmas agar mengimbau para orang tua di wilayah binaannya untuk mengawasi anak-anaknya. "Karena yang terlibat kan kebanyakan masih remaja. Ada pula yang pelajar," katanya.

Imbauan juga diberikan ke kepala desa, agar ikut mengimbau warganya masing-masing. "Saya bersama para kanit juga sudah nemui kepala-kepala sekolah, baik SMP maupun SMA, untuk mengimbau ke anak didiknya untuk tidak terlibat," kata dia.

Antisipasi lainnya, pada malam hari pihaknya melakukan patroli. "Kita menyasar pemuda-pemuda yang lagi kumpul-kumpul. Kita imbau untuk pulang," ujar dia.

Disinggung kejadian di Jalan Raya Kebonagung sendiri, Isnovim membenarkan ada kejadian perang sarung. Saat itu, ada patroli mobile yang melintas, sehingga dibubarkan oleh petugas. "Kebetulan pas patrolinya melewati ke situ, sehingga bisa dibubarkan," kata dia.

Pihaknya masih melakukan penyelidikan siapa saja yang terlibat aksi itu. Sebab, para pelaku campuran dari berbagai sekolah. "Ini bukan Kebonagung terus blok Kebonagung. Ini ndak seperti itu. Bukan antar desa. Tapi kayak konconan antar sekolahan. Tidak ngeblok ke desa atau sekolah tertentu," tutur dia.

Pemicu aksi itu, kata dia, akibat pengaruh postingan di media sosial. "Di medsos kan gencar informasi di luar-luar kota sarung dibunteli. Perang sarung apa sebutannya itu. Jadi kalau permasalahan asli ndak ada. Bukan gara-gara rebutan cewek. Atau gara-gara bal-balan. Ndak ada. Hanya pengaruh ngikuti tren di medsos," ungkapnya.

Diakuinya, pihaknya sempat mengamankan beberapa anak. Untuk anak yang berstatus pelajar, dipanggilkan orang tua dan gurunya. Untuk yang bukan pelajar, orang tua didampingi perangkat desa. "Kita suruh buat surat pernyataan. Kebanyakan mereka kan pada nonton juga. Bukan pelaku aksi. Makanya saat ada mobil patroli, mereka biasa saja. Kita kan ndak tahu mereka pelaku atau bukan. Yang penting ada di situ ya kita amankan," tandas dia. (had)

Tags :
Kategori :

Terkait