**Alasan Keamanan, Acara Ditunda
KOTA - Halaman Kantor Kelurahan Pringrejo mendadak ramai, Jumat (27/9) siang. Ratusan warga, tua, muda, hingga anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, berjubel di lokasi. Mereka serempak hadir setelah mendengar kabar akan adanya saweran uang atau 'udik-udikan' yang akan dilaksanakan siang itu. Yang membuat ratusan warga dari berbagai wilayah rela jauh-jauh datang, adalah jumlah uang yang akan dibagikan yakni sebesar Rp35 juta.
Adalah Fahmi Abdul Haris, warga Kelurahan Pringrejo yang menggelar 'udik-udikan' tersebut. Jumat siang sekitar pukul 10.00, Fahmi bersama pihak keluarga mendatangi kantor kelurahan. Tujuannya, untuk meminta izin menggunakan halaman kantor setempat sebagai lokasi 'udik-udikan' siang itu juga setelah Salat Jumat.
Pihak kelurahan yang menerima informasi secara mendadak, mau tak mau memberikan izin dengan syarat yang bersangkutan membuat surat pernyataan lengkap dengan materai yang berisikan siap menanggung resiko jika muncul kerusakan, korban hingga membersihkan sampah yang ditimbulkan akibat kegiatan.
Surat pernyataan itulah yang kemudian beredar luas. Di dalamnya, tercantum nominal uang yang akan dibagikan sehingga otomatis menarik minat masyarakat dari berbagai daerah. "Pemberitahuannya mendadak. Sebelum salat Jumat orangnya kesini dan meminta izin menggunakan halaman kantor kelurahan untuk 'udik-udikan'. Karena warga yang meminta izin penggunaan lokasi, mau tidak mau kami izinkan," tutur Staf Kelurahan Pringrejo, Nur Abidin.
Pihaknya juga mengaku sempat kaget melihat nominal yang akan dibagikan. Namun karena warga yang meminta izin, pihaknya merestui dengan syarat membuat surat pernyataan yang menyatakan siap bertanggung jawab atas segala resiko yang muncul. "Tapi mungkin dia sendiri tidak memperkirakan sampai sebanyak ini yang hadir," tambahnya.
Semakin siang, jumlah warga yang berkumpul semakin membludak. Bahkan tak hanya dari dalam kota, juga ada rombongan warga dari luar daerah yang datang ke lokasi. Aparat keamanan dari Polsek maupun Babinkamtibas setempat pun hadir. Sempat dilakukan diskusi dan mediasi mengenai teknis dan resiko yang mungkin timbul. Akhirnya diputuskan kegiatan tersebut ditunda.
Keputusan diumumkan langsung oleh Kanit Intel Polsek Pekalongan Barat, Ipda Supriyanto. Naik ke atas panggung didampingi langsung oleh si empunya hajat dan keluarga, Supriyanto mengumumkan penundaan kegiatan 'udik-udikan' yang kemudian disambut kekecewaan masyarakat yang sudah berkumpul.
"Kegiatan ini tidak ada pemberitahuan ke Polsek setempat. Kemudian melihat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan karena bisa jatuh korban, sehingga diputuskan kegiatan ini ditunda pelaksanaannya dan akan dilakukan dengan sistem serta cara yang berbeda," jelasnya.
Supriyanto menjamin, pembagian uang dengan nominal yang sudah direncanakan akan tetap dilakukan namun akan melalui pembahasan lebih lanjut antara keluarga, pihak keamanan dan pihak kelurahan. "Warga kecewa tidak masalah, itu sudah biasa. Yang terpenting bagi kami adalah keselamatan dan keamanan warga agar jangan sampai terjadi apa-apa," tegasnya.
Sementara itu, perwakilan keluarga dari Fahmi Abdul Haris, Khusnul Khotimah, menyampaikan permintaan maaf atas tertundanya kegiatan yang diniatkan sebagai wujud syukuran tersebut. "Melihat kondisi yang ada, kami tidak bisa melakukan sesuai dengan rencana awal karena situasinya tidak memungkinkan saking banyaknya masyarakat yang ikut meramaikan," tuturnya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah hadir untuk mengayubagyo kegiatan syukuran tersebut. Dia juga memastikan, tetap akan melaksanakan syukuran dengan pembagian uang sejumlah awal yang dijanjikan namun dengan teknis pelaksanaan yang berbeda. "Sesuai petunjuk dari Polsek, kami undur dalam waktu seminggu ke depan. Tapi kami menunggu dan akan mendiskusikan dulu bersama kelurahan dan Polsek setempat," tambahnya.
Mengenai momen syukuran, dia mengungkapkan bahwa syukuran tersebut dilakukan karena keluarganya yakni Fahmi, dikaruniai anak kedua sekaligus berbarengan dengan kegiatan akikah. Khusnul mengatakan, tidak ada motivasi atau tujuan khusus memilih kegiatan 'udik-udikan' sebagai bentuk syukuran.
"Mungkin dulu Mas fahmi ini senang lihat orang 'udik-udikan' dan ingin melakukan. Sehingga saat ini mumpung punya rezeki sehingga secara spontan melakukan," jelasnya.
Mengenai nominal Rp35 juta, dia menyatakan bahwa tidak ada hal khusus yang membuat keluarga memutuskan nominal sebesar itu yang akan dibagi. Menurut Khusnul, nominal disesuaikan dengan kemampuan yang dimilik saat ini. "Nominalnya itu hanya sesuai kemampuan saja, saat ini kami mampunya senilai itu. Jadi kami mohon doa restu agar Mas Fahmi diberikan kesehatan, panjang umur dan rezeki agar bisa berpartisipasi lebih banyak untuk masyarakat," katanya.(nul)