KOTA - Dewan Pastoral Paroki Bidang Kesehatan Gereja Katolik Santo Petrus Pekalongan bersama berbagai elemen masyarakat diantaranya tim dokter Rumah Sakit Budi Rahayu, Komunitas Sapu Lidi, apoteker, dan PMII menggelar aksi peduli banjir melalui kegiatan pengobatan gratis di SDN Pasirsari 02, Pasirkratonkramat, Pekalongan Barat, Jumat (6/3/2020) pagi.
Pastur Kepala Gereja Santor Petrus, Romo Martinus Ngarlan mengatakan, dalam kegiatan tersebut pihaknya mengajak banyak unsur dan elemen masyarakat untuk terlibat dalam rangka membangun dialog karya.
"Banyak orang dan donatur yang ambil bagian. Seperti dari Apotek Asli yang turut menyumbang obat, kemudian Toko Roti Delizia juga menyumbang konsumsi. Serta unsur-unsur lainnya yang turut menyumbang tenaga untuk mensukseskan kegiatan ini," tuturnya.
Dipilihnya kegiatan pengobatan gratis, lanjut Romo Ngarlan, karena melihat kondisi lingkungan sekitar yang masih tergenang banjir dan masyarakat yang mulai terserang penyakit seperti gatal-gatal.
"Kami siapkan ada tiga ruang pemeriksaan dengan tiga dokter. Masyarakat yang memeriksakan diri juga akan mendapatkan obat sesuai denga kebutuhan dan hasil dari pemeriksaan," jelasnya.
Sebelum kegiatan kali ini, komunitas unsur lintas iman juga telah melakukan kegiatan sosial dengan berkeliling membagikan sembako ke beberapa lokasi banjir seperti Tegaldowo dan Pasirsari. Dalam kegiatan itu pihaknya juga mengajak beberapa elemen lain dari unsur musisi untuk turut menghibur masyarakat yang masih dikepung banjir.
"Kami bagikan nasi bungkus dan juga sembako. Tentu nasi bungkus sangat dibutuhkan karena kondisi banjir yang masih tinggi dan tidak memungkinkan untuk memasak. Tapi kami juga berikan logistik berupa sembako yang harapannya bisa diolah bersama di dapur umum. Sehingga kepedulian, persatuan dan persaudaraan antar masyarakat bisa lebih kuat," tambahnya.
Dia berharap melalui kegiatan tersebut bisa terbangun rasa saling peduli antar masyarakat, dan juga antar masyarakat dengan lingkungan serta alam sekitar. Menurutnya, ada nilai kemanusiaan yang terbangun yakni kepedulian dan persaudaraan.
"Juga ada nilai ekologis yang bisa kita pelajari bersama bagaimana masyarakat harus sadar dan peduli lingkungan. Nilai ini harus dibangun bersama secara pelan-pelan sehingga di masa depan banjir tidak lagi menggenangi Kota Pekalongan," katanya.
Sementara itu, Tri'in warga RT 3 RW 4 Kelurahan Pasirkratonkramat mengatakan bahwa kehadirannya dalam kegiatan pengobatan gratis adalah untuk memeriksakan diri sekaligus meminta obat.
"Kaki dan punggung sakit, mungkin karena sudah tua. Jadi ke sini untuk periksa dan minta obat. Alhamdulillah sekarang banjir sudah surut dan tidak lagi masuk ke rumah jadi bisa tidur lebih nyaman," ujarnya. (nul)