*Dindikbud Cari Solusi Sekolah Tergenang Banjir
TIRTO - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan masih mencari penyelesaian agar sekolah tidak lagi kebanjiran.
"Penanganan banjir di sekolah juga menjadi bahan diskusi kita, terutama di Kecamatan Tirto ada sekolah di Karangjompo, yakni SMPN Tirto 3. Kita terus mendiskusikan solusinya bagaimana," ujar Kepala Dindikbud Kabupaten Pekalongan Sumarwati, Jumat (6/3/2020).
Dikatakan, berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan untuk mengantisipasi banjir di SMPN 3 Tirto. Upaya itu di antaranya, peninggian lingkungan sekolah, pagar keliling sekolah, dan bantuan pompa.
"Dinaikan sudah kita lakukan, tapi masih banjir juga. Kalau direlokasi bagaimana. Ini masih menjadi bahan diskusi kita. Memang biasanya tidak separah ini. Ini cuacanya memang ekstrem," ujar dia. Ia berharap, pembangunan tanggul penahan rob dan banjir di wilayah pesisir yang saat ini belum sempurna bisa disempurnakan, sehingga banjir dan rob bisa teratasi dengan baik.
"Semoga saja kita doakan dengan penyempurnaan tanggul bisa mengatasi banjir," harap dia.
Diakuinya, banjir yang menggenangi wilayah pesisir berdampak pada lebih dari 14 sekolah. Akibat banjir, ujar Sumarwati, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) terganggu selama 1 pekan lebih.
"Kita koordinasi dengan korwil agar anak jangan dipaksakan. Jika sekolah tergenang air, jangan dipaksakan anak masuk. Silahkan anak belajar di rumah," ujar Sumarwati.
Ditambahkan, saat pelaksanaan penilaian tengah semester (PTS) di sejumlah SD di lokasi banjir pun mengalami gangguan.
"Kemarin pelaksanaan PTS tetap ada beberapa sekolah melakukan di sekolah dengan kaki naik semua, ada di rumah warga, di musala dan masjid," katanya.
Seperti diberitakan, banjir mengepung lingkungan SMPN 3 Tirto di Desa Karangjompo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Hingga Kamis (27/2/2020), ruang kelas masih terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 30 cm hingga 50 cm. Di luar kelas, banjir masih setinggi pinggang atau sekitar 70 cm.
Meskipun kondisi sekolah dan akses menuju ke sekolahan hampir terdampak banjir, ratusan pelajar dan guru di sekolahan ini tetap semangat berangkat ke sekolah. Mereka tiap hari berjibaku dengan banjir yang cukup dalam. Sepatu pun dilepas, atau mereka memakai sandal ke sekolahan.
Tidak semua anak berangkat ke sekolahan ini. Pasalnya, banyak di antara mereka yang ikut orang tuanya mengungsi di posko-posko pengungsian di sekitar desa tersebut. Sekitar 70 persen hingga 80 persen anak yang kemarin berangkat sekolah.
Untuk proses kegiatan belajar mengajar pun dipindah ke masjid. Sebab, ruangan kelas masih tergenang air. Akibatnya, proses KBM tidak berjalan maksimal, karena seluruh pelajar dari kelas 7,8, dan 9 dipusatkan KBM-nya di masjid.
"Proses belajar mengajar hingga sekarang dipindah di masjid. Seluruh kelas, dari kelas 7,8, dan 9. Total keseluruhan anak di sini ada 259 pelajar," terang Kepala Sekolah SMPN 3 Tirto, Sunardi, dikonfirmasi Radar, Kamis (27/2/2020).