*Sistem Pengamanan Kota dalam rangka Pengamanan Pemilu 2019
BATANG - Ratusan massa menggelar aksi unjuk rasa di halaman Polres Batang untuk menuntut keadilan, karena mereka merasa tidak puas dengan kinerja KPU.
Pihak Polres Batang sendiri sudah melakukan berbagai cara untuk meredam unjuk rasa dengan cara mediasi, namun tidak berjalan mulus. Massa yang mulai beringas terus merengsek blokade ratusan Polisi pengendali masa, hingga akhirnya terjadi bentrok.
Karena massa sulit dikendalikan, akhirnya polisi mengeluarkan tembakan gas air mata dan wather canon untuk membubarkan masa pendemo.
Unjuk rasa tersebut merupakan latihan Sistem Pengamanan Kota dalam rangka Pengamanan Pemilu 2019 yang berlangsung di halaman Polres Batang Jumaat (8/3).
Kapolres Batang AKBP Edi Suranta Sinulingga melalui Kabag Ops Kompol Hartono mengatakan, kegiatan tersebut merupakan simulasi sistem pengamanan Kota yang didahului dengan rangkaian tahapan Pemilu.
"Tadi sudah diperagakan tahapan Pemilu dari awal pendaftaran, masa kampanye, masa tenang, pemungutan suara, penhhitungan suara dan rekapituasi. Dan akhirnya terjadilah persoalan hingga memicu terjadinya aksi unjuk rasa," ujar Kompol Hartono.
Kompol Hartono menjelaskan, simulasi yang dilakukan jajaranya adalah menggambarkan pengamanan pada pelaksanaan pemilu mendatang, sehingga semua jajaran bisa mengerti peran tugas pokok dan fungsinya.
"Polres sudah melakukan pemetaan dan prediksi konflik hal-hal yang menjadikan ceos yang berujung pada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Untuk mengatasinya, diterjunkan 350 anggota Polres Batang, BKO Brimob 30 orang, dari Polda Jateng 108 anggota dan BKO TNI Kodim 0736 Batang 100 personil," jelas Hartono.
Lebih lanjut dijelaskan, pada pelaksanaan pemilu mendatang seluruh anggota Polres Batang akan disebarkan ke TPS, Stand by di polres dan ada juga yang di rayon-rayon tertentu untuk membantu pengamanan. Personil pengamana pada Pimilu tahun ini bertambah banyak dari Pemilu tahun-tahun lalu, karena jumlah TPS nya juga bertambah. Jika Pileg tahun lalu jumlah TPS hanya 1.500, sekarang menjadi 2.500 TPS, sehingga peningkatan personil keamanan hampir 70 persen.
"Kita akan terapkan pola pengamanan 2 anggota polisi, 24 Linmas untuk 12 TPS. Untuk titik rawan sendiri berada di Kota Batang, karena banyaknya calon dan sebagai pusat Pemerintahan, perekonomian serta Pusat Penyelangaraa Pemulu," beber Kompol Hartono.
Dalam kesempatan tersebut Kompol Hartono juga menghimbau kepada masyarakat, untuk menjaga kondusifitas Kabupaten Batang. Sedangkan perbedaan pilihan masyarakat baik partai, calon legislatif dan Presiden harus kita hormati. (red/mlh)