Puluhan Rumah di Desa Pacar Kebanjiran
Diduga akibat luapan Sungai Meduri, ancaman banjir saat ini justru berpotensi berada di wilayah selatan jalan Pantura Kabupaten Pekalongan.
Puluhan rumah di Desa Pacar, Kecamatan Tirto, terendam banjir dengan ketinggian air rata-rata 40 cm. Perangkat Desa Pacar, Imron, Sabtu (4/1) sore, menerangkan, ada 62 rumah terdampak banjir di desanya. Rata-rata ketinggian air di dalam rumah 40 cm.
Menurutnya, banjir tersebut disebabkan intensitas curah hujan yang tinggi. Pada sore hari, kata dia, desa itu terkadang mendapat kiriman air rob.
"Warga saat ini masih resah dan terganggu aktivitasnya. Bahkan untuk makan dan minum warga membeli. Warga belum bisa masak, karena bagian dapur sebagian besar terendam," katanya.
Dikatakan, warga berharap ada urugan dan pembuatan rumah pompa air untuk mengurangi debit air. Dikatakan, air sulit dibuang karena ketinggian muka air sungai lebih tinggi dibandingkan pemukiman.
"Biasanya air naik jam 03.00 dini hari, dan mulai surut lagi jam 09.00 pagi kalau ndak hujan. Tapi kalau hujan ya terendam terus," terang Imron.
Sementara itu, Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi melakukan peninjauan wilayah rawan banjir di Kecamatan Tirto, Sabtu (4/1) sore. Didampingi Kepala DPU Taru Bambang Irianto, Camat Tirto Agus Dwi Nugroho, Kepala Pelaksana BPBD Budi Raharjo, beserta Muspika dan para kades terkait, Bupati meninjau Desa Pacar, Tegaldowo, Mulyorejo, dan Desa Jeruksari.
"Desa Pacar yang ada di Kecamatan Tirto dan berada di dekat Pantura berpotensi banjir akibat meluapnya Sungai Meduri. Apalagi, intensitas hujan di Kabupaten Pekalongan meningkat. Oleh karena itu, kami ingin melihat kondisi di desa ini," kata Bupati.
Dikatakan, saat musim hujan Desa Pacar selalu menjadi langganan banjir. Sehingga, Pemkab Pekalongan sedang membuat rekayasa agar Desa Pacar tidak menjadi langganan banjir.
"Daya tampung Sungai Meduri ketika musim hujan sudah over, kemudian pembuangan dari desa-desa sekitar juga mempengaruhi. Oleh karenanya, kita membutuhkan treatment khusus untuk menangani bencana ini," ungkapnya.
Bupati menyampaikan, kondisi saat ini di Kabupaten Pekalongan masih aman. Bahkan, pada saat mengecek tanggul dan pompa penyedot air di Desa Pecakaran, Kecamatan Wonokerto, sudah befungsi dengan baik.
"Memang ada genangan air tapi tidak tinggi seperti tahun 2019. Walaupun ada banjir tapi sedikit. Ini menjadi konsen pemerintah untuk menanggulanginya. Mudah-mudahan tahun ini Kabupaten Pekalongan sudah tidak terkena banjir lagi," harapnya.
Sementara itu, pantauan di wilayah pesisir seperti di Desa Mulyorejo, Tegaldowo, dan Desa Jeruksari, masih aman dari banjir. Kondisi itu dinilai akibat dampak pembangunan tanggul penahan rob dan banjir.
Meski wilayah pesisir masih aman dari banjir, Bupati tetap menekankan agar kewaspadaan ditingkatkan. Aparatur di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten harus tetap selalu siaga akan potensi bencana banjir di wilayah pesisir.