KAJEN - Pemerintah terus berupaya mengatasi persoalan rumah tidak layak huni. Upaya serupa juga dilakukan pemerintah desa dengan alokasi dana desanya.
Pemerintah Desa Bojong Wetan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, misalnya, mengalokasikan anggaran Rp 10 juta dari dana desa untuk mengatasi persoalan rumah tidak layak huni di desa itu.
Dengan minimnya bantuan yang diberikan kepada warga berpenghasilan rendah yang rumahnya tidak layak huni, mendorong warga desa lainnya bersama anggota TNI dari Koramil 08 Bojong untuk bergotong-royong merehab rumah penerima bantuan tersebut.
Anggota Babinsa Koramil 08 Bojong bersama warga masyarakat, Senin (18/3), bergotong-royong melaksanakan pemugaran dan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik Wahyudi Slamet (49), yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani. Warga Desa Bojong Wetan RT 08 RW 04 ini merupakan satu di antara empat warga setempat lainnya yang mendapat bantuan program tersebut.
Danramil 08 Bojong, Kapten Inf Nur Khan, mengatakan, lima warga kurang mampu tersebut mendapat program RTLH dengan menggunakan sumber dari dana desa (DD). Masing masing mendapatkan bantuan sebesar Rp 10 juta per-rumahnya. Dengan bantuan dana yang minim tersebut, lanjut dia, hanya cukup untuk membeli materialnya saja.
Oleh karena itu, ia berinisiatif untuk mengerahkan anggotanya guna mempelopori gotong-royong bersama warga masyarakat dan perangkat desa setempat agar pemugaran rumah melalui program itu dapat direalisasikan.
"Semoga dengan adanya program seperti ini nantinya akan menghidupkan kembali nilai-nilai kegotong-royongan di masyarakat, serta bisa meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap sesama dan bisa menjadi solusi dalam mengatasi kesulitan rakyat di sekeliling kita," tandas Danramil Nur Khan.
Wahyudi sendiri tampak senang karena tak lama lagi keluarganya akan memiliki rumah yang layak huni. "Terima kasih yang tak terhingga kepada anggota Koramil Bojong dan warga yang telah merelakan waktu dan tenaganya untuk bisa ikut serta dalam merehab rumah saya," ungkap Wahyudi. (ap5)