KOTA - Terhitung mulai Kamis (20/8/2020), atau bertepatan dengan 1 Muharram 1442 H, SMA Negeri 2 Pekalongan (Smada), untuk pertama kalinya memiliki mars (lagu) khusus, dengan judul "Smada Hebat Semua Luar Biasa".
Kepala SMAN 2 Pekalongan Sulikin MPd menuturkan bahwa mars tersebut diciptakan oleh guru pengampu Seni Budaya setempat, Yogi Pratama Sigit Spd, dengan lirik disusun oleh Sulin dan Yogi Pratama.
"Mars ini sudah kita launching secara sederhana pada 1 Muharram lalu, dan sudah kita unggah ke akun medsos Smada Pekalongan, misalnya di Instagram dan channel Youtube," kata Sulikin, kemarin.
Sulikin menjelaskan tujuan dibuatnya mars tersebut adalah untuk memunculkan optimisme, semangat, dan kebanggaan seluruh keluarga besar Smada, baik itu siswa, guru, karyawan, orang tua siswa, maupun para alumni terhadap sekolahnya. Sekaligus, imbuh Sulikin, untuk menggali potensi-potensi yang dimiliki Smada agar ke depannya Smada bisa lebih baik lagi dan lebih berkarakter.
"Kami ingin agar Smada ini bisa jauh lebih baik dengan cara memberikan semangat -semangat. Satu diantaranya dengan membuat mars Smada Hebat Semua Luar Biasa. Baik itu semangat optimisme, kebanggaan, dan kemandirian. Kami juga ingin menjadikan Smada ini lebih berkarakter," ungkapnya.
Hal itu sangat beralasan, mengingat lirik dalam mars tersebut penuh dengan hentakan semangat, kebanggaan, dan karakter. Harapannya, dengan begitu seluruh warga Smada akan bangga dengan almamaternya. Diharapkan pula ke depannya Smada tidak lagi dipandang sebagai sekolah yang "berada di pinggir".
"Meskpiuun Smada ini berada di pinggiran, namun kita tidak mau berada di pinggir terus. Secara prestasi dan potensi akan coba terus kita gali. Kita akan coba terus gali poyensi sehingga potensi yang ada di sekolah ini bisa membanggakan khususnya untuk Smada sendiri maupun untuk Kota Pekalongan," tandasnya.
Sementara itu, Yogi Pratama Sigit selaku komposer dari mars Smada ini, menjelaskan bahwa proses pembuatan mars memakan waktu selama kurang lebih tiga bulan. Pembuatan dimulai sejak bulan April.
"Awal mulanya waktu itu Bapak Sulikin selaku kepala sekolah meminta saya untuk membuat mars Smada karena kebetulan Smada belum punya mars. Lalu sebulan kemudian, pada Mei, sudah ketemu nada dan lirik yang pas, lalu saya minta bimbingan beliau, hingga jadi mars seperti yang sekarang," katanya.
Menurutnya, ada beberapa kesulitan ketika menyusun mars tersebut. Terutama terkait lirik dan nada agar mudah dijangkau seluruh warga Smada. Liriknya pun harus bisa merepresentasikan Smada. "Alhamdulillah bisa selesai dan mendapat respon sangat bagus dari keluarga besar Smada," ungkapnya. (way)