AWAS BENCANA HIDROMETEOROLOGIS!

Sabtu 04-01-2020,10:25 WIB

**BMKG Ingatkan, Khususnya Batang-Kendal Bagian Selatan

BESIHKAN LONGSORAN - Warga dan relawan bersama Muspika bahu membahu membersihkan material longsoran di Desa Gringgingsari, Wonotunggal, menyusul bencana longsor saat hujan deras, Rabu sore kemarin.

BATANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang mengingatkan masyarakat akan bencana hidrometeorologis yang masih mengancam sebagian wilayah Jawa Tengah di awal tahun 2020. Curah hujan diprediksi meningkat antara tanggal 2-4 Januari, sehingga ancaman bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang patut diwaspadai.

Bencana hidrometeorologi sendiri adalah bencana alam yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi seperti angin kencang hujan lebat, dan gelombang tinggi. Seperti dilansir BMKG Stasiun Klimatologi Semarang dalam akun instagramnya, ancaman bencana hidrometeorologi akan melanda beberapa wilayah Jateng pada 2-4 Januari ini.

"Ancaman potensi bencana hidrometeorologis di permulaan Tahun 2020 masih belum surut. Peningkatan intensitas curah hujan dengan durasi waktu yang lebih lama di sebagian besar Wilayah Jawa Tengah akan terjadi beberapa hari ke depan, perlu kewaspadaan bagi masyarakat akan potensi dampak lainnya berupa banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," pesan Stasiun Klimatologi Semarang di unggahan ig-nya.

Rinciannya, tanggal 2 Januari potensi bencana hidrometerologi terjadi di Pantura Barat sisi selatan (Brebes - Tegal - Pemalang bag. Selatan), Pegunungan Tengah (Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Batang - Kendal bag. selatan, Magelang), wilayah Solo Raya (terutama Boyolali), Jateng selatan (Cilacap bagian Utara, Purworejo Utara dan sebagian Kebumen).

Sementara tanggal 3 Januari kemarin, bencana hidrometerologi mengancam Pantura Barat sisi selatan (Brebes - Tegal - Pemalang bag. Selatan), Pegunungan Tengah (Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Batang - Kendal bag. selatan, Magelang), wilayah Solo Raya (terutama Boyolali dan Karanganyar), Jateng selatan (Cilacap, Purworejo dan Kebumen).

Kemudian untuk tanggal 4 Januari atau Sabtu hari ini, Stasius Klimatologi Semarang mengingatkan potensi bencana hidrometerologi bisa terjadi di Pantura Barat sisi selatan (Brebes - Tegal - Pemalang bag. Selatan), Pegunungan Tengah (Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Batang - Kendal bag. selatan, Magelang), wilayah Solo Raya (terutama Boyolali dan Karanganyar), Jateng selatan (Cilacap, Purworejo dan Kebumen), Jateng Timur (sisi barat G. Muria).

Dikonfirmasi soal ini, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Batang, Ulul Azmi, pun mengamini. Menurutnya, wilayah Batang bagian selatan masih menunjukkan curah hujan tinggi sejak awal tahun. Hal itu menurutnya turut meningkatkan pula ancaman bencana di wilayahnya.

"Di awal tahun ini, sudah ada dua bencana longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Batang. Yang pertama terjadi di Desa Gringgingsari Kecamatan Wonotunggal tanggal 1 Januari sore, dan satu lagi di Dukuh Rejosari, Pranten, Kecamatan Bawang, Kamis malam," terang Ulul.

Meski tak menimbulkan korban jiwa, namun bencana longsor karena tingginya curah hujan itu sempat membuat akses jalan tertutup. Kejadian di Dukuh Rejosari, di mana material longsoran bahkan sempat menutup total akses jalan Pranten ke Dieng. "Alhamdulillah, warga bersama Muspika, relawan hingga OPD terkait langsung bergerak cepat membersihkan material longsoran," ujar Ulul.

Mengingat potensi curah hujan yang masih tinggi, BPBD menurutnya terus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap segala potensi bencana. Kesiapan itu menyangkut personel dan relawan, posko, hingga logistik.

"BPBD sudah siap siaga dengan membuka posko 24 Jam, sehingga seandainya ada kejadian relawan sudah siap. Termasuk wilayah Batang selatan yang curah hujannya masih tinggi," tandasnya.

Dijelaskannya, setiap wilayah terdapat posko siaga bencana yang terpusat di Kantor BPBD dengan personel shift dari karyawan dan relawan. "Setiap wilayah ada posko siaga bencana yang terpusat di BPBD, sehingga untuk tim relawan wilayah tidak perlu datang di Posko, karena ketika wliayahnya ada bencana mereka langsung terjun ke lokasi," jelasnya. (sef/fel)

Tags :
Kategori :

Terkait