KAJEN - Banjir yang merendam sejak beberapa minggi terakhir di Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, sangat berpengaruh terhadap terhambatnya aktivitas ekonomi warga. Tak sedikit warga yang sulit bekerja, bahkan tidak bekerja akibat banjir.
Di antaranya adalah perajin batik. Setidaknya ada puluhan perajin batik di Desa Jeruksari yang tak bisa bekerja akibat tempat produksi terendam banjir.
Perangkat Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Wahyu mengatakan, sudah beberapa minggu ini warga yang berprofesi pembatik di desanya, tidak bisa bekerja. Pasalnya, tempat produksi tergenang air. Sehingga sulit, terutama saat proses penjemuran.
"Susah. Nggak bisa bekerja para penyolet batik. Sebab, tempat produksi kebanjiran," kata Wahyu, kemarin.
Disebutkan, tidak sedikit warga di desanya yang berprofesi sebagai buruh batik. Selama banjir, mereka banyak yang menganggur.
Selain para perajin batik, lanjut dia, para petani tambak juga belum berani menabur benih. Lantaran genangan air masih rawan masuk ke area tambak. Bahkan banyak juga tambak yang masih tergenang.
"Banyak tambak yang tergenang mas. Para petani tambak, banyak yang berani menabur benih. Takut ikannya terbawa banjir," lanjut dia.
Ia berharap, banjir bisa segera surut. Sebab, apabila banjir terus menerus terjadi, dikhawatirkan akan semakin mengganggu perekonomian warga di Jeruksari.
"Semoga cepat surut. Dan aktivitas warga dapat kembali normal," tandasnya. (yan)