KOTA - Berhasil melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dibuktikan sebanyak 300 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mengajukan pengunduran diri dari PKH, membuat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengacungi jempol atau mengapresiasi kinerja Pemkot dibawah kepempimpinan Wali Kota HM Saelany Machfudz SE.
"Saya mengapresiasi peran Pemkot Pekalongan dalam bersinergi mengentaskan kemiskinan.
Itu terbukti dengan banyaknya keluarga penerima manfaat PKH yang sukses mengembangkan usahanya berkat pendampingan pemerintah. Mereka kini sudah naik kelas," ucap Menko PMK dalam acara bertajuk 'Implementasi Revolusi Mental di Masa Pandemi Covid-19 dan Program Keluarga Harapan' di Ballroom Hotel Horison, Selasa (29/9) malam.
Menteri Muhadjir menerangkan, status naik kelas yang dimaksud adalah graduasi mandiri yang dilakukan KPM PKH, karena adanya peningkatan kemampuan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengembangan usahanya sehingga mereka bisa hidup mandiri. Mereka dengan kesadaran sendiri tidak menerima bansos PKH, dan memberi kesempatan bagi keluarga lainnya untuk dapat menerima bansos PKH.
"Jumlah KPM PKH bergraduasi mandiri sekitar 300, ini sesuatu yang luar biasa. Bisa dijadikan contoh bagaimana kolaborasi PKH, dengan ditopang pemerintah daerah mampu menghasilkan sesuatu yang positif," jelasnya.
Dalam kesempatan itu turut dihadirkan 3 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Graduasi Mandiri. Pertama Chudaefah yang memiliki usaha angkringan. Dia tercatat menjadi KPM PKH sejak tahun 2012 kemudian keluar Februari 2020. Kedua adalah Indah Lazulfa yang berhasil mengembangkan usaha pakan unggas. Indah keluar dari program PKH pada Oktober 2019. Terakhir adalah Sri Rezeki yang saat ini usaha kerupuknya telah mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dua KPM terakhir, sebelumnya selama 4 tahun atau sejak 2015 dirinya menjadi bagian dari PKH.
Menko PMK berharap mereka yang berstatus Graduasi Mandiri terus memberikan manfaat. Menjadi inspirasi bagi para KPM PKH lainnya di Kota Pekalongan dan sekitarnya. "Tekun dalam berusaha dan bahkan mampu memberdayakan warga lainnya. Jangan malah kembali masuk KPM PKH ya," seloroh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu yang langsung disambut gelak tawa hadirin.
Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, Saelany mewakili KPM PKH menyampai terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memberikan bantuan ke masyarakat Kota Pekalongan. "Pemkot Pekalongan telah menyiapkan mekanisme pedistribusian bantuan agar tepat sasaran. Kami juga memberikan pendampingan agar para KPM PKH segera memiliki rintisan usaha sendiri," tuturnya.
Saelany juga menerangkan, melalui Dinperinaker dengan dana pelatihan kemandirian mereka dilatih ahli instalasi listrik, jahit menjahit, dan keahlian lainnya. Pemkot telah programkan 1000 angkatan, tapi karena ada pandemi tahun ini ada 500 orang yang dilatih. "Pendampingan kepada KPM PKH dilakukan selama ini seperti membantu merintis usaha. Sampai bulan Agustus Pemkot berhasil mengentaskan 300 KPM PKH," tandasnya.
Saelany berharap 300 KPM PKH yang graduasi ini menjadi contoh serta usahanya yang telah dibangun berjalan lancar. "Semoga usahanya terus berkembang dan maju," pintanya.
Dalam kesempatan itu turut diberikan pula sejumlah bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk program pendidikan. Buku Cerita Anak; 2.000 buku jenjang SD dan SMP, 750 buku jenjang PAUD. Kemudian bantuan kuota internet untuk pelaksanaan PJJ untuk 55.282 siswa (35 GB/bulan) dan 4.880 guru (42 GB/bulan). Penyerahan dilakukan secara simbolis diserahkan kepada Kadisdik Kota Pekalongan, Soeroso.
Diserahkan pula bantuan BOS Reguler Kota Pekalongan senilai Rp51,23 miliar dengan rincian SD: 102 sekolah (20.578 siswa), SMP: 28 sekolah (11.973 siswa), SMA: 8 sekolah (3.991 siswa), SMK: 13 sekolah (8.082 siswa), SLB: 3 sekolah (319 siswa). Totalnya 154 sekolah dengan total 44.943 siswa.
Sementara untuk Program Indonesia Pintar Kota Pekalongan bantuan berupa: 7.095 siswa SD (Rp 2,83 M), 4.837 SMP (Rp 2,97 M), 563 SMA (Rp 446 juta), 3.131 SMK (Rp 2,60 M). Total kesemuanya adalah 15.626 siswa (Rp 8,86 M). Sementara dari Baznas memberikan bantuan berupa 1.500 paket logistik keluarga senilai Rp200 ribu per paket. (dur)