Berkursi Roda, Tak Jadi Halangan Laras Belajar di Sekolah Umum

Selasa 07-01-2020,12:30 WIB

DAMPINGI - Risma Larasati saat mendampingi Wakil Bupati Batang, Suyono dan Kepala Sekolah, Moehamad Santoso SPd MSi membuka Bazar Murah SMPN 8 Batang.

BATANG - Risma Larasati, atau yang kerap disapa Laras itu jadi pusat perhatian saat gelaran HUT Ke-21 SMPN 8 Batang, Senin (6/1). Pasalnya, siswi kelas 7C tersebut tampil berbeda dengan menggunakan kursi roda. Laras memang sedari lahir memiliki kelainan tulang, sehingga membuatnya tidak bisa berjalan dan menggunakan kursi roda di sekolah.

Sudah satu semester ini, Laras mengenyam pendidikan di SMPN 8 Batang. Sempat ditolak dari SMP negeri idamannya tak lantas membuatnya patah semangat untuk sekolah. Ia justru membuktikan bisa menjadi lebih baik dan berprestasi. Terbukti, di semester awal ini, ia berhasil menembus peringkat lima besar di kelasnya.

Kehadiran Laras di SMPN 8 Batang pun disambut ramah oleh sekolah, guru, dan teman sebayanya. Bahkan para temannya tak sungkan membantu mendorong kursi roda Laras. Terlebih, ukuran kursi rodanya memang tak sebanding dengan tubuhnya yang terhitung mungil.

"Setiap di rumah saya selalu tanya, apakah di sekolah dia dibully atau tidak. Karena kan ya namanya anak-anak mungkin banyak yang nakal. Tapi kenyataannya tidak, ya meski mungkin ada satu dua, tapi dia tidak masalah. Justru dianya enjoy aja sekolah. Saya sebagai ibunya kadang yang merasa khawatir sendiri. Tapi ternyata dia percaya diri meski fisiknya seperti ini," ujar ibunda Laras, Yuli Widyastuti.

Warga Desa Tegalsari itu menceritakan, awalnya ia memang sudah menyerah tidak ingin mensekolahkan anaknya. Terlebih, Laras tidak diterima di sekolah idamannya. Padahal nilai Laras kala itu cukup tinggi dan menjadi ranking pertama di SDnya dulu.

"Dulu sayanya hampir frustasi tidak ingin mensekolahkan dia. Cuma memang anaknya semangatnya tinggi dan dia juga sangat percaya diri. Jadi saya upayakan agar bisa sekolah. Akhirnya saya cabut pendaftaran di sekolah itu dan saya pindah ke sini, dan alhamdulillah kepala sekolah SMPN8 Batang ini malah menyambut baik. Meski di sini juga bukan sekolah inklusi, tapi tetap bisa menerima kehadiran Laras," ujar ibu dua anak itu.

Kehadiran Laras pun membuat Wakil Bupati Batang, Suyono terharu. Apalagi Laras terlihat sangat ceria meskipun dengan kondisi fisik terbatas. Bahkan Suyono pun mengajak Laras mendampinginya membuka Bazar Murah HUT SMPN 8 Batang ke-21.

"Saya apresiasi semangat Laras dalam belajar yang sangat tinggi. Saya juga sering mengunjungi siswa disabilitas yang sekolah di SLB. Dari mereka, kita harus belajar untuk bisa lebih semangat belajar," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 8 Batang, Moehamad Santoso SPd MSi mengaku senang dengan kehadiran Laras di sekolahnya. Ia pun sangat mengapresiasi semangat Laras dalam belajar, dan kepercayaan dirinya yang sangat baik. Bahkan menurutnya, kepercayaan diri yang baik itu membuat Laras menjadi orang yang supel dan tidak minder. Sehingga banyak temannya yang justru senang berteman dan membantu ia di sekolah.

"Secara akademik, dia memang tergolong pintar. Jadi kami tidak masalah jika dia sekolah di sini karena memang tidak ada kendala belajar. Dan alhamdulillah, warga sekolah pun bisa menerima kekurangan dia dan justru dengan senang membantu Laras," ujarnya.

Santoso tidak mempermasalahkan menerima murid disabilitas meski sekolahnya bukan sekolah inklusi. Apalagi memang Laras tidak memiliki hambatan dalam menerima pelajaran.

"Secara fasilitas, kami belum bisa disebut sekolah inklusi, tapi baik guru, siswa dan warga sekolah lainnya, ternyata sangat peduli dan mau tolong menolong," tandasnya.

Ke depan pihaknya juga ingin memanggil orang tuanya untuk sharing terkait KBM Laras, dan harapan apa yang perlu dilakukan sekolah untuk mendukung kebutuhan Laras. Sehingga dari situ sekolah bisa menyesuaikan dan dimungkinkan menambah fasilitas yang mendukung kebutuhan Laras nantinya. (nov)

Tags :
Kategori :

Terkait