**Sejak 1 November
KOTA - Menyadari bahwa wilayahnya merupakan daerah rawan bencana, khususnya bencana banjir, rob, dan angin puting peliung, memasuki musim penghujan kali ini BPBD Kota Pekalongan telah menetapkan status siaga darurat bencana mulai 1 November 2019 hingga 29 Februari 2020 mendatang. Penetapan status siaga bencana tersebut disesuaikan dengan prakiraan cuaca dari BMKG terkait masuknya musim penghujan tahun ini.
"Kami sudah membuat SK Siaga Darurat Bencana Banjir dan sebagainya yang telah ditetapkan sejak 1 November 2019-29 Februari 2020 mendatang. Puncak musim penghujan diprediksi terjadi pada pertengahan Januari 2020. Hal ini, berdasarkan informasi yang diterima BPBD dari Badan Meterologi Klematologi Dan Geofisika (BMKG)," terang Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Pekalongan Arif Mahanani, kemarin.
BPBD juga telah melaksanakan berbagai pelatihan kesiapsiagaan bencana hingga tingkat kelurahan maupun komunitas, bersama para relawan sebagai langkah antisipasi bencana. "Untuk mengantisipasinya, kami selalu siap siaga baik persiapan sarana dan prasarana, anggaran, alat-alat, perahu, personel, logistik, mendirikan posko BPBD 24 jam dan shelter pengungsi di beberapa kelurahan dan kecamatan, pelaksanaan kerja bakti bersih sungai di Kota Pekalongan," imbuhnya.
Disampaikan Arif, berdasarkan surat edaran yang diterima dari BMKG, curah hujan di Kota Pekalongan intensitasnya rata-rata masih normal dengan kategori sedang dan tidak terlalu sering.
Untuk bulan Desember 2019, perkiraan curah hujan di Kota Pekalongan berada pada kriteria menengah (201-300 mm) dengan sifat hujan normal. Terkait dengan data pasang suruh wilayah Semarang yang bersumber dari Dinas Hidro Oseanografi Angkatan Laut (Dishidros AL), pasang surut rata-rata 0,2-1,1 m. Sedangkan pada bulan Desember ketinggian gelombang mencapai 1,1 m akan muncul bervariatif baik pada awal bulan, pertengahan maupun akhir Desember 2019.
Menurut Arif, masyarakat perlu mewaspadai beberapa bencana yang sering terjadi di musim penghujan di Kota Pekalongan angin kencang (puting beliung) dan bencana banjir. Untuk itu, pihaknya juga telah mempersiapkan pamflet kesiapsiagaan bencana yang disebar ke 27 kelurahan untuk dibagikan ke warganya.
"Kami akan berikan pamflet berisikan informasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan terkait kesiapsiagaan bencana termasuk menyiapkan family kit, medical kit, evakuasi mandiri, jalur evakuasi keluarga dan titik kumpul hingga nomor call centre dinas atau instansi terkait bila terjadi bencana sewaktu-waktu untuk bisa melapor. Masyarakat juga kami mohon untuk tidak membuang sampah sembarangan dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya untuk meminimal resiko," ungkapnya.
Kemudian sebagai langkah antisipasi, BPBD juga akan menyiapkan perahu untuk evakuasi sebanyak empat buah, yang juga akan dibantu satu perahu dari Syahbandar dan satu perahu dari Pos Lanal.
Sedangkan terkait potensi bencana di Kota Pekalongan, berdasarkan catatan BPBD di Kota Pekalongan berpotensi terjadi dua bencana yakni banjir dan angin puting beliung. Untuk bencana banjir, ada sembilan kelurahan menjadi pantauan yakni tujuh kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara dan dua kelurahan di Kecamatan Pekalongan Barat.
Di utara, seluruh kelurahan menjadi pantauan wilayah berpotensi banjir. Sedangkan dua kelurahan di Kecamatan Barat masing-masing Kelurahan Tirto dan Kelurahan Pasirkraton Kramat. Sedangkan untuk puting beliung, berpotensi terjadi di dua kelurahan yakni satu di utara yaitu Kelurahan Degayu dan satu di timur yaitu Kelurahan Gamer.
Kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana di Pekalongan juga dilakukan oleh aparat TNI maupun Polri. Misalnya saja yang dilakukan Kodim 0710/Pekalongan.
Jajaran Kodim 0710/Pekalongan telah menyiagakan satu peleton Tim 'On Call' di makodim setempat. Tim ini siap setiap saat untuk bergerak dan dikerahkan ke daerah yang terjadi bencana alam.
Selain menyiagakan satu peleton Tim On Call, Dandim 0710/Pekalongan Letkol Infanteri Arfan Johan Wihananto juga memerintahkan jajarannya terutama Koramil yang keberadaanya di daerah rawan bencana untuk siaga setiap saat dan siap untuk digerakkan.