**Program BP2BT dan FLPP
KOTA - Dalam rangka merealisasikan penyaluran KPR Subsidi untuk mendukung program pemerintah mempercepat pencapaian Program Satu Juta Rumah, BTN Pekalongan mengadakan akad massal KPR Bersubsidi yang diikuti oleh 42 debitur di Kantor BTN Pekalongan setempat, kemarin.
Pelaksanaan akad kredit dilakukan secara hybrid yaitu pelaksanaan seremonial di Tabanan Bali dan kantor cabang BTN seluruh Indonesia mengikuti acara secara online menggunakan aplikasi zoom, yang mengusung tema 'KPR BTN, Bangkit Untuk Bali'.
Branch Manager BTN KC Pekalongan, Erik Budi Setiawan menjelaskan, ada sebanyak 42 debitur yang mengikuti akad massal di BTN Pekalongan. Terdiri dari 32 debitur FLPP yang merupakan dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada MBR yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta 10 debitur BP2BT yang merupakan program kerja sama antara Bank BTN dengan Kementerian PUPR yang diberikan bersama dengan subsidi uang muka kepada masyarakat yang telah mempunyai tabungan untuk pembelian rumah tapak dan pembangunan rumah swadaya.
"Program FLPP dan BP2BT merupakan inovasi BTN untuk mendorong laju penyaluran KPR Subsidi untuk membantu pemerintah mempercepat pencapaian Program Satu Juta Rumah," ucapnya.
Salah satu inovasi terbaru adalah dengan merilis fitur baru untuk KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan atau BP2BT, yaitu fitur graduated payment mortgage. KPR BP2BT merupakan salah satu skema KPR Subsidi selain Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP dan Subsidi Selisih Bunga atau SSB.
"Kami harapkan dengan fitur graduated payment mortgage atau GPM, angsuran dapat lebih terjangkau sehingga masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah dapat lebih antusias menggunakan skema KPR BP2BT untuk dapat memiliki rumah impiannya," ucapnya.
Untuk menggaet minat nasabah, BP2BT tak kalah menarik dengan skema FLPP maupun SSB. Erik Setiawan memaparkan, dengan fitur baru, keringanan yang diperoleh masyarakat makin bertambah untuk mendapatkan rumah tapak maupun rumah susun yang diidamkan. Pertama, uang muka atau down payment (DP) mulai 1% dari harga jual rumah. Kedua, mendapatkan bantuan uang muka sebesar 45% dari harga rumah atau maksimal Rp40 juta. Ketiga, jangka waktu kredit atau tenor hingga 20 tahun.
Dan yang keempat, terbaru fitur GPM, suku bunga kredit hanya 10% untuk 3 tahun pertama dan suku bunga selanjutnya akan mengambang atau floating dengan tetap memperhatikan batas tertinggi yang ditetapkan pemerintah. "Dengan fitur GPM tersebut, kami menargetkan penyaluran KPR BP2BT terus meningkat," bebernya.
Guna mendapatkan KPR BP2BT, masyarakat yang dapat mengajukan aplikasinya harus memenuhi syarat di antaranya belum pernah memiliki rumah, belum pernah mendapatkan subsidi/bantuan perumahan dari pemerintah, memiliki penghasilan sesuai dengan zonasi penghasilan yang diatur Kementerian PUPR, dan telah menabung di bank selama tiga bulan dengan batasan minimal saldo pada saat pengajuan sebesar Rp2 juta hingga Rp5 juta. Tahun ini, berdasarkan siaran pers, Kementerian PUPR menargetkan dapat menyalurkan BP2BT kepada sebanyak 67.000 rumah tangga MBR. "Kami mengapresiasi Kementerian PUPR yang mendukung BTN dalam meracik fitur-fitur baru dalam skema BP2BT," tutur Erik.
Erik menegaskan, dengan adanya akad massal diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat yang ada di Pekalongan karena adanya program FLPP dan BP2BT.
Menanggapi program BTN, Adib yang mengajukan perumahan Mutiara Batang mengucapkan terima kasih kepada BTN yang telah memberikan pelayanan kreditnya, dalam program BP2BT. "Dengan adanya program tersebut sangat membantu masyarakat yang ingin memiliki rumah," ungkapnya.
Senada disampaikan Haris Setianto dari konsumen PT Panca Muara Semarang. Ia mengucapkan terima kasih kepada BTN Pekalongan yang telah menfasilitasi kredit rumah. "Apalagi memberikan beban murah dan angsuran ringan," tuturnya. (dur)