Simak Perbedaan Rapid Test dan Pemeriksaan Swab, Ini Penjelasannya

Minggu 29-03-2020,14:30 WIB

Salah satu kelebihan pemeriksaan rapid test adalah tes ini cepat dan mudah untuk dilakukan. Cara ini juga bisa menjadi alternatif skrining cepat untuk mendata orang-orang yang butuh pemeriksaan lanjutan. Kekurangannya, hasil dari tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis COVID-19.

Pasien yang positif rapid test harus melalui pemeriksaan lanjutan yaitu swab. Sementara itu pasien yang negatif, idealnya mengulang rapid test 7-10 hari kemudian. Jika tidak memungkinkan untuk mengulang, maka harus tetap isolasi di rumah selama 14 hari.

Mengapa begitu? Karena IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa melalui rapid test, tidak langsung terbentuk begitu Anda terinfeksi. Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk. Jadi, kalau Anda menjalani pemeriksaan rapid test hari ini padahal baru terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan negatif. Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu.

Begitupun saat hasil rapid testnya positif, bisa saja ternyata false positive atau positif palsu. Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi COVID-19. Jadi, jika rapid test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu Anda benar terinfeksi COVID-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah, misalnya.

Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan swab dan PCR

Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan pemeriksaan menggunakan PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-COV2. Namun sayangnya, pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit.

Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan kelengkapan khusus. Sehingga, kapasitas pemeriksaan tidak terlalu besar. Oleh karena itu, butuh waktu beberapa hari hingga hasil tes bisa keluar.

Lebih lengkap tentang PCR test untuk pemeriksaan virus corona

PCR adalah sebuah metode pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus corona. Sementara itu, pemeriksaan swab adalah cara untuk mendapatkan sampel yang akan digunakan dalam metode PCR. Jadi dalam pemeriksaan corona, pemeriksaan swab dan PCR merupakan satu kesatuan.

Bagaimana pemeriksaan swab dilakukan? Berikut ini tahapannya.

  • Pasien akan diminta untuk duduk di kursi.
  • Lalu, tenaga kesehatan akan sedikit mendorong kepala pasien ke arah atas dan memasukkan alat yang berbentuk seperti cotton bud, tapi dengan ukuran yang jauh lebih panjang, ke dalam lubang hidung.
  • Alat itu akan dimasukkan hingga mentok ke bagian belakang hidung.
  • Lalu, teknik swab dilakukanlah untuk menyapukan alat tersebut ke area belakang hidung.
  • Alat tersebut memiliki bagian ujung yang dapat menyerap cairan atau lendir yang terdapat di area tersebut.
  • Alat akan berada di dalam area tersebut selama beberapa detik agar cairan bisa terserap sempurna.
  • Setelah selesai, alat swab langsung akan dimasukkan ke tabung khusus dan ditutup.
  • Lalu, tabung tersebut akan dimasukkan ke dalam wadah khusus dan selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR.
  • Jika swab di hidung tidak memungkinkan, maka swab juga bisa dilakukan melalui tenggorokan.

Setelah proses pengambilan sampel dengan teknik swab selesai, maka saatnya sampel tersebut diperiksa dengan teknik PCR. Jadi, PCR intinya adalah pemeriksaan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dipunyai virus. Ibaratnya seperti tes DNA, tapi untuk virus.

Dengan teknik PCR, DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin. Lalu setelah digandakan, DNA atau RNA dari sampel tersebut akan dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV2 yang sebelumnya sudah ada.

Jika ternyata cocok, maka DNA yang ada di sampel tersebut adalah benar DNA SARS COV-2. Artinya, orang tersebut positif terinfeksi COVID-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi COVID-19.

Jadi, sudah terlihat cukup jelas bukan perbedaan antara rapid test dengan pemeriksaan swab? Sehingga, jangan sampai Anda kemudian salah mengira dan ingin melakukan rapid test secara mandiri.

Sebaiknya, ikuti pemeriksaan menggunakan rapid test yang disediakan oleh pemerintah maupun fasilitas kesehatan tepercaya, agar alur pemeriksaannya bisa jelas dan terdata dengan baik. Sehingga, jAnda tidak akan kesulitan masuk antrean pemeriksaan, jika memang perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut dengan swab. (sehatq.com)

Tags :
Kategori :

Terkait