Dongkrak Hasil dan Kesejahteraan Petani, Wihaji Wacanakan Revolusi Industri Pertanian

Selasa 28-05-2019,18:45 WIB

BATANG - Ternyata bukan hanya komoditas bawang putih saja yang pernah berjaya di Kecamatan Bawang. Ada hasil pertanian lain yang mampu mengalahkannya, yaitu buncis, kool, labu siam dan paprika. Bahkan beberapa jenis sayuran itu telah mampu menembus pasar mancanegara.

Bupati Wiihaji melihat paprika hasil panen petani di Desa Deles, Bawang. (Dok istimewa)

Potensi yang luar biasa tersebut memikat Bupati Batang Wihaji untuk terus memberikan dukungan, motivasi dan mensupport petani di Kecamatan Bawang.

"Keberhasilan dan kesuksesan ini jangan hanya untuk kelompoknya saja, tapi tularkan ilmu dan kesuksesanya dalam membudidayakan sayuran ke petani lainya," kata Bupati Wihaji saat bertandang ke Kebun Paprika milik Kelompok Tani Peni Murni Desa Deles Kecamatan Bawang Selasa (28/5/2019).

Bupati Wihaji menjelaskan, zaman sudah berubah, apalagi memasuki revolusi industri 4.0 kalau petani tidak bisa berevolusi maka akan selalu tertinggal. Oleh karena itu, Pemkab Batang terus mendorong pertanian untuk bisa berevolusi menjadi industri pertanian.

"Industri pertanian lebih pada meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani, meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha dibidang pertanian," ujar Wihaji.

Bupati berharap kepada masyarakat petani untuk tidak malu belajar, karena kalau tidak ada kreatif dan inovasi dalam bertani hasilnya akan kurang. Bila hal itu terjadi, maka tidak akan mampu memunuhi kebutuhan sayuran masyarakat, nasional apalagi bersaing ke pasar ekpor.

"Kebutuhan komoditas sayuran tidak ada matinya, bahkan permintaan pasar terus mengalami peningkatan, karena karena populasi manusia bertambah dan butuh makan semua. Karena itulah, budidaya sayuran sebenarnya sangat menggiurkan kalau bisa dikelola secara profesional," jelas Wihaji.

Oleh karenanya, wilayah Kabupaten Batang sebelah Selatan ada beberapa kecamatan lainnya yang memiliki karakteristik geografis yang hampir sama dengan Bawang. Yaitu Kecamata Reban, Blado dan Bandar, sehingga cocok untuk agrobisnis yang di harapkan mampu meningkatakan wisatawan guna mendukung Visit Batang 2022.

"Semua tergantung niat dan kemauan petani untuk belajar. Pemkab melalui Dinas Pertanian siap memberikan bantuan dan pendampingan kepada petani untuk bisa dan berhasil membudidayakan sayuran,"jelas Wihaji.

Sementara Kelompok Tani Peni Murni Nur Kholis mengatakan, kelompok tani kami selain membudidayakan sayuran bawang putih juga menanam paprika, buncis labusiam dan kool.

"Permintaan masyarakat terhadap buah dan sayuran baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri terus meningkat, kalau tahun kemarain kita mampu mengirim ke Singapura dan Jepang," beber Nur Kholis.

Namun karena kondisi sekarang kebutuhan regional mengalami peningkatan, menurut Nur Kholis pihaknya tidak mampu memenuhi kebutuhan manca negara. Hal itu disebabkan hasil panen kelompoknya hanya mampu memasok untuk Bandung, Bali dan Jakarta saja.

Ia menjelaskan, sistem pertanian yang diaplikasikan pada budi daya paprika merupakan sistem pertanian modern, baik dari pengairan hingga cara penanganan hama tanaman tersebut.

Keuntungan budidaya paprika ini, lanjut dia, pangsa pasarnya masih terbuka lebar. Mengingat permintaan pasar di Bali dan Bandung mampu mencapai 4 ton per minggu, akan tetapi petani hanya masih mampu memenuhi 1 ton saja. (red/hmb)

Tags :
Kategori :

Terkait