DPRD Pertanyakan Efek Lanjutan Pelaksanaan Pekan Batik

Rabu 23-10-2019,12:30 WIB

RAPAT KERJA - Komisi B DPRD Kota Pekalongan menggelar rapat kerja bersama Dindagkop dan UKM, Selasa (22/10), untuk membahas sejumlah permasalahan termasuk evaluasi pelaksanaan Pekan Batik.

KOTA - Anggota Komisi B DPRD Kota Pekalongan, Gumelar, menyoroti pelaksanaan Pekan Batik pada peringatan Hari Batik Nasional lalu. Gumelar mempertanyakan dampak lanjutan pelaksanaan Pekan Batik bagi masyarakat Kota Pekalongan. Karena dia melihat sejauh ini belum pernah ada evaluasi yang menyertakan hasil survey bahwa event tahunan itu memberikan dampak lanjutan yang besar bagi masyarakat. Sehingga menurutnya, Pekan Batik hanya menjadi ajang hura-hura dengan kegiatan yang monoton.

"Dari segi kegiatan sudah bagus. Tapi yang ingin kami ketahui ketika Pekan Batik selesai digelar apakah ada dampak ikutannya bagi masyarakat kota Pekalongan. Apakah sudah pernah dilakukan survey dampaknya bagi UMKM batik itu apa setelah adanya acara terebut. Tampaknya sampai saat ini belum ada data itu sehingga kesannya hanya hura-hura saja," ujar Gumelar dalam rapat kerja Komisi B bersama Dindagkop UKM, Selasa (22/10).

Dia khawatir jika tidak dievaluasi dan diketahui apa dampak lanjutannya, event tersebut hanya akan menjadi acara rutin yang menghabiskan uang tapi tidak memiliki efek besar. "Kami juga lihat Pekan Batik ini dari tahun ke tahun menurun gregetnya. Dari UMKM pun banyak mengeluh karena ini kegiatannya monoton. Begitu terus menerus," tambah anggota Fraksi PDI-P itu.

Gumelar meminta agar dinas terkait untuk melakukan survey dampak lanjutan dari pelaksanaan Pekan Batik. Jika tidak ada evaluasi dan data real di lapangan, menurutnya Pekan Batik hanya menjadi event rutin yang asal digelar tapi tak memiliki manfaat dan dampak yang besar bagi masyarakat.

"Kami khawatir ini kalau tidak ada evaluasi yang benar-benar hanya yang penting dilaksanakan. Tanpa ada pengembangan dan efek besar sehingga maish utuh setiap tahun begitu saja jadi percuma. Kalau tidak ada dampak besarnya, lebih baik tidak usah digelar. Kalau memang serius, ajukan anggaran sekalian Rp900 juta tapi dengan perencanaan yang baik dan inovasi yang bagus sehingga bisa digelar luar biasa. Jangan hanya setiap tahun Rp300 juta tapi hanya begitu-begitu saja," tuturnya.

Tak hanya Pekan Batik, Gumelar juga menyoroyi soal pelaksanaan Batik Night Market di Pasar Grosir Setono dan Pasar Grosir Gamer. Dia juga ingin ada survey terhadap pelaksanaan program tersebut terkait seberapa besar manfaatnya terhadap peningkatan omset pedagang dan berapa pedagang yang benar-benar aktif.

Terkait pernyataan Gumelar, Kepala Dindagkop dan UKM, Bambang Nurdiyatman menjelaskan bahwa pelaksanaan Pekan Batik selain untuk memperingati Hari Batik Nasional juga bertujuan untuk meningkatkan promosi batik. Dalam event itu, pihaknya juga mendatangkan tamu baik dari luar daerah maupun luar negeri melalui acara Batik Business Meeting.

Namun dia mengakui belum ada survey resmi untuk melihat sejauh mana dampak lanjutan usai pelaksanaan Pekan Batik. Tapi jika merujuk pada hasil transaksi selama Pekan Batik, tahun ini ada kenaikan. "Tahun ini mencapai Rp7 miliar lebih. Ada kenaikan dibanding tahun lalu sebesar Rp6 miliar," jelasnya.

Dia berharap dengan bertemunya buyer dan produsen batik dalam event tersebut akan berlanjut dalam hubungan jual beli. Memang dikatakan Bambang efeknya tidak bisa dirasakan serta merta. Tapi melalui serangkaian acara yang dilaksanakan akan ada efek peningkatan omset penjualan batik.

"Untuk survey ke depan kami akan mencoba untuk melakukannya guna melihat sejauh mana dampak lanjutan usai acara Pekan Batik dilaksanakan," tandasnya.(nul)

Tags :
Kategori :

Terkait