Dulu Lumbung Nasional, Produksi Padi Bojongwetan Kini Terancam

Kamis 23-07-2020,15:00 WIB

*Irigasi Bermasalah, 145 Hektar Sawah Terganggu

BOJONG - Pernah berjaya di masanya, produksi padi di Desa Bojongwetan, Kecamatan Bojong kini justru kurang maksimal. Penyebabnya adalah pasokan irigasi yang bermasalah, sehingga produktivitas areal sawah seluas 145 hektar menjadi terganggu.

Kepala Desa Bojongwetan, Warsono mengatakan, 145 hektar itu dikelola oleh 5 kelompok tani. Sementara pengairannya bersumber dari Bendung Cempereng yang terletak di sebelah barat. "Dan ini irigasinya masih bermasalah, sehingga menghambat produktivitas," ungkapnya, Selasa (21/7/2020).

Dijelaskan Warsono, produktivitas padi Bojongwetan pernah berjaya di era 1969-1974, menjadi salah satu lumbung padi nasional setelah Subak Bali. Bahkan, desanya sering jadi jujukan dari luar negeri.

Namun beberapa tahun belakangan ini lahan persawahan yang dahulu pernah jadi primadona lumbung padi ini kekurangan air sehingga kurang produktif. "Kendalanya ya dari Bendung Cempereng yang spesialis buangan, tidak ada sumber pokok. Jadi nunggu ada buangan ditampung, baru dialirkan," terang Warsono.

Padahal, pengairan menurutnya menjadi kunci produktivitas lahan pertanian. "Kami berharap ada upaya dari Pemkab Pekalongan untuk memperbaiki jaringan irigasi yang ada agar lancar kembali," ucapnya.

Selain kebutuhan atas air serta benih, suksesnya produksi pertanian juga disebut Warsono manusianya. "Masalahnya, yang menanam juga langka, tidak ada regenerasi, ini jadi problem," jelasnya.

Padahal, sejauh ini Kecamatan Bojong beserta Sragi dan Kesesi ditetapkan peruntukannya bagi zona hijau dan pertanian. "Sebagai kades, saya sudah maksimal, turun tangan mengatasi pasokan air misalnya. Tapi tanpa dukungan kabupaten jelas tidak akan maksimal," pungkasnya. (ap3)

Tags :
Kategori :

Terkait