Gedung PGRI Diharapkan Jadi Sentra Pendidikan

Jumat 06-12-2019,15:00 WIB

PELETAKAN BATU PERTAMA - Ketua PGRI Pusat dan Bupati Batang, Kepala Disdikbud Batang, dan jajaran pengurus PGRI Kabupaten Batang saat mendampingi peletakkan batu pertama bakal Gedung PGRI Batang.

BATANG - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Batang bakal memili gedung sekretariat. Gedung yang di gadang-gadang sejak lama oleh para guru menempati tanah milik Pemkab Batang yang berada di Jalan Letjen Suprapto Batang. Gedung ini nantinya diharapkan bisa berfungsi sebagai sarana pusat pendidikan, baik pertemuan,diklat guru dan kegiatan lainnya. Sehingga bisa menambah kompetensi dan kualitas SDM guru di Batang.

Pembangunan resmi dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Batang Wihaji, Kamis (5/12). Bupati Batang Wihaji mengatakan, pembangunan gedung PGRI menjadi kebanggaan Pemkab Batang, dan ikhtiar mimpi yang lama para guru untuk memiliki gedung untuk kegiatan - kegiatan mencerdaskan Bangsa.

"PGRI anggota para pendidik maka gedung ini sebagai pusat central education, ada smart learning dan smart karakter," pinta Wihaji.

Wihaji menuturkan, Pemkab Batang masih butuh gedung-gedung besar dan berharap desainnya unik dan berkarakater sehingga bermanfaat secara umum, tidak hanya untuk intern PGRI saja.

Ketua Umum PB PGRI Pusat Unifah Rosidi yang hadir dalam peletakan batu pertama mengatakan memang pembangunan gedung PGRI ini memakan biaya yang cukup banyak. Meski begitu pihaknya yakin ketulusan dan kontribusi guru di Batang mampu mewujudkan hal tersebut.

"Kontribusi dan sumbangsih anggota PGRI menjadai amal baik, jika suatu saat kita berpulang tapi dedikasi dan karya kita akan dinikmati oleh anak cucu kita," katanya.

Ketua PGRI Kabupaten Batang Warsito mengatakan pembangunan Kantor PGRI di harapakan dapat selesai di kepengurusan lima tahun kedepan. Rencana total anggaran pembangunan menghabiskan Rp4 miliar yang sumber dananya merupakan kontribusi dari rekan guru.

"Kontribusi dari rekan guru untuk pembangunan gedung PGRI sifatnya sukarela. Tidak ada paksaan, cuman kita menunggu kepedulian guru. PGRI sudah berjuang mati-matian untuk kesejahteraan guru, ibarat sumbangan 2,5 persen kontribusi guru untuk kepentingan organisasi bukan untuk kepentingan pengurus," jelasnya.

Tanah yang dibangun untuk kantor dan gedung PGRI merupakan tanah Pemkab Batang dengan status tanah milik dinas pendidikan. Namun dalam SK Bupati tanah yang luasnya sekitar 4.000 meter persegi ini akan dikelola oleh PGRI.

"Gedung PGRI harapannyabisa digunakan untuk whorkshop, diklat dan seminar yang memuat ratusan orang. Sehingga kita tidak perlu lagi repot-repot buat acara di luar Batang nantinya," tegas Warsito. (nov)

Tags :
Kategori :

Terkait