Genangan di Sejumlah Wilayah Lambat Surut, Ini Penyebabnya

Selasa 21-01-2020,15:30 WIB

MASIH TERGENANG - Kondisi genangan di Jalan WR Supratman masih bertahan hingga Selasa (21/1/2020). Beban pompa yang tidak merat membuat proses pembuangan air genangan berlangsung lambat. M. AINUL ATHO

KOTA - Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi Senin (20/1/2020) malam, merendam hampir seluruh wilayah Kota Pekalongan baik wilayah perkampungan maupun jalan-jalan protokol. Di beberapa wilayah, rata-rata genangan banjir bertahan antara tiga hingga empat jam dan kemudian berangsur surut. Kondisi demikian terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi sehingga limpahan air tak seluruhnya mampu ditampung oleh drainase yang ada.

Namun khusus wilayah utara dan barat, genangan yang terjadi di sejumlah titik pada Senin malam masih bertahan hingga Selasa (21/1/2020). Sejumlah genangan yang terpantau masih bertahan hingga Selasa siang yakni di Jalan Kusuma Bangsa dan wilayah sekitarnya, Jalan WR Supratman dan wilayah sekitarnya, Jalan Samudra Pasai serta Jalan Patriot.

Terkait kondisi tersebut, Kabid Sumber Daya Air pada DPU-PR, Khaerudin menjelaskan, khusus untuk wilayah utara dan barat penanganan banjir sudah disiapkan dengan pompa. Khaerudin menyatakan, di Kota Pekalongan sudah ada 21 stasiun pompa dengan 30 operator yang seluruhnya dapat berjalan dengan baik. Namun kondisi intensitas hujan yang tinggi pada Senin malam, membuat beban pompa di sejumlah titik stasiun pompa terlalu berat sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk membuang genangan air pada wilayah yang dicakup.

"Untuk wilayah barat kondisi semalam dengan hujan intensitas tinggi membuat Sungai Bremi sudah limpas. Sehingga pompa di sisi Sungai Bremi benar-benar tidak berfungsi karena kondisi sungainya pun sudah limpas. Jadi pompa di Jalan Sutan Syahrir, dan dua pompa di Pasirkraton Kramat itu benar-benar lumpuh karena air sungai yang sudah limpas," tuturnya.

Selanjutnya untuk di wilayah utara, stasiun pompa yang ada yakni Stasiun Pompa Sipucung tak mampu menangani kondisi genangan pada cakupan yang terlalu luas yakni mulai dari Jalan Kusuma Bangsa, jalan Samudra Pasai dan Jalan WR Supratman. Dengan tiga pompa berkapasitas 600 liter per detik, beban cakupan wilayah dan genangan yang harus dibuang terlalu besar.

"Selain itu kenapa di jalan Kusuma Bangsa dan Jalan Samudra Pasai pergerakannya (surut air) lambat, karena berbarengan juga dengan penanganan genangan di wilayah Perumahan Cemara. Jadi yang diatasi di wilayah itu dulu karena kebetulan datarannya lebih rendah. Sehingga genangan di Jalan Kusuma Bangsa, Jalan WR Supratman dan Jalan Samudera Pasai ini menunggu disana teratasi," tambahnya.

Untuk itu terkait hal tersebut dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan rekayasa untuk membagi beban pompa. Pihaknya akan mengaktifkan kembali Stasiun Pompa Samudera Timur yang ada di wilayah Panjang Baru. Sebelumnya pompa di titik tersebut tidak aktif.

"Kami akan aktifkan kembali pompa di sana dengan membuat rumah pompa dan kolam retensi. Rencananya tahun ini akan mulai dilakukan dengan kebutuhan pembebasan lahan seluas 800 meter persegi. Dengan diaktifkannya kembali pompa tersebut nanti aliran air dari tiga titik tadi akan kami sudet dan dialihkan sebagian kesana sehingga bebannya terbagi," jelas Khaerudin.

Untuk sementara ini, jika genangan di wilayah Perumahan Cemara sudah tuntas maka pihaknya akan menurunkan pompa mobile untuk membantu membuang air di Jalan Kusuma Bangsa dan Jalan Samudera Pasai.

Selanjutnya, DPU-PR juga akan melakukan rekayasa pembagian beban pompa yang ada di Stasiun Pompa Kramatsari. Sebab beban di sana juga terlalu besar sehingga berdampak pada penanganan genangan di Jalan Bahagia. Rencananya, kata Khaerudin, aliran dari Jalan Bahagia akan diarahkan ke Stasiun Pompa Pasirkraton Kramat yang merupakan pompa bantuan dari provinsi.

"Ada beberapa yang akan kami alihkan ke sana yakni sebagian dari Pabean, Pasir Sari dan Jalan Bahagia. Sehingga bebannya bisa terbagi dan penanganan genangan bisa lebih cepat surut," katanya.

Ditanya terkait genangan yang terjadi di sejumlah wilayah lain, salah satunya di Jalan Veteran yang sampai membuat kompleks RSUD Kraton terendam banjir, dia mengatakan bahwa untuk wilayah-wilayah lain permasalahannya ada pada drainase yang tidak optimal. Pihaknya saat ini tengah melakukan identifikasi berdasarkan laporan dari masyarakat.

"Untuk solusi jangka panjang, Pemkot Pekalongan juga tengah menyusun masterplan drainase yang dilakukan oleh Bappeda yang nanti bisa menjadi dasar menangani masalah ini. Namun untuk jangka dekat, kami masih melakukan identifikasi hambatan aliran drainase apakah karena sampah, endapan pumpur atau adanya bangunan di atas saluran," tambahnya.

Untuk Jalan Veteran, sudah dilakukan identifikasi permasalahan yakni adanya bangunan permanen yang berdiri di atas saluran. Solusinya, bangunan tersebut harus dihilangkan sehingga aliran drainase bisa kembali baik. "Tapi ini perlu koordinasi dengan berbagai instansi lain, misalnya Satpol PP, karena berkaitan dengan bangunan di atas saluran. Untuk titik lainnya, proses identifikasi masih terus kami lakukan," tandasnya.(nul)

Tags :
Kategori :

Terkait