*SMK Muhammadiyah Kesesi Bagi Gadget
KESESI - Seiring berjalannya wabah Covid 19 di indonesia akhirnya juga berdampak di dunia pendidikan yang harus melakukan KBM melalui daring dan harus di ikuti oleh semua siswa tanpa terkecuali agar KBM bisa berjalan dan siswa tetap mendapatkan pelajaran.
Namun ada hal-hal yang masih menjadi PR di dunia pendidikan adalah bagaimna nasib anak anak yang tidak mampu dan tidak mempunyai HP yang bisa digunakan untuk daring. Apakah mereka harus diam dan tidak bisa mengikuti yang di programkan oleh sekolah untuk mengikuti pembelajaran.
Tentu ini semua menjadi PR bersama, SMK Muhammadiyah kesesi selalu berupaya mencarikan solusi agar semua siswa bisa melakukan daring dan siswa yang tidak mampu juga bisa merasakan kegiatan daring dalam pelaksanaan pembelajaran dengan membagikan HP kepada siswa yang tidak mampu, Senin (25/1/2021).
"Alhamdulillah, segala upaya SMK Muhammadiyah kesesi akhirnya bisa memberikan solusi yang memang bisa membuat siswa tidak mampu juga bisa mengikuti daring," ungkap kepala SMK Muhammadiyah Kesesi Moh Abdul Kodir MPd.
Sekolah mengambil kesempatan berkerjasama dengan Laznas BSM dan BSM Kajen dengan program gerakan tetap bisa sekolah. Dalam program ini SMK Mussi mendapatkan kesempatan untuk memberikan HP pada siswa yang tidak mampu.
"Akhirnya kami bisa memberikan 4 HP dalam program gerakan tetap sekolah dan langsung kami berikan kepada siswa yang benar-benar membutuhkan pada hari ini," ujarnya.
Bapak satu anak ini berpesan kepada siswa yang menerima, agar HP bisa menjadi solusi mereka untuk meraih impian masa depan dan semakin semangat dalam belajar. Di masa yang akan datang mereka harus lebih bangga untuk memberi dari pada menerima.
Selain itu, ia juga turut mengucapkan trimakasih kepada Laznas BSM dan BSM Kajen yang sudah mendukung dalam memberikan semangat untuk siswa SMK Mussi agar bisa selalu semangat sekolah sampai mereka meraih kesuksesan masa depan.
"Pesan kami untuk seluruh siswa adalah jadikan pandemi ini untuk menumbuhkan kreativitas dan bisa menciptakan karya-karya dalam kondisi apapun, karena masalah terbesar dalam belajar bukan Covid-19 melainkan diri kita sendiri yang tidak mau mencoba dan menyerah dalam masalah," pungkas Kodir. (mal)