Gereja Santo Petrus Kurangi Kapasitas Jemaah

Senin 15-06-2020,10:20 WIB

*Jelang 'New Normal'

JELASKAN - Romo Paroki Gereja Santo Petrus, Romo Martinus Ngarlan saat menjelaskan simulasi pemberian jarak pada tempat duduk di dalam gereja.

KOTA - Menjelang diterapkannya 'new normal', sejumlah tempat ibadah di Kota Pekalongan mulai mempersiapkan diri sesuai dengan panduan dalam surat edaran yang diterbitkan wali kota Pekalongan. Salah satunya yakni Gereja Santo Petrus Pekalongan yang kini mulai melakukan beberapa persiapan sebelum membuka kembali pleyanan ibadah langsung di gereja yang sudah tiga bulan terakhir ditiadakan.

Romo Paroki Gereja Santo Petrus, Romo Martinus Ngarlan mengatakan, pada prinsipnya pihak gereja tidak akan terburu-buru untuk membuka kembali kegiatan ibadah langsung di gereja. Sehingga saat ini masih terus dilakukan tahapan persiapan menjelang pemberlakuan 'new normal' seperti penyediaan tempat cuci tangan, penyediaan hand sanitizer dan juga melakukan pengaturan tempat duduk jemaah yang berdampak pada pengurangan jumlah jemaah dalam sekali kegiatan ibadah.

"Kami tidak terburu-buru dan akan mempersiapkan diri sebaik mungkin, sejelas mungkin dan sedetail mungkin. Karena kami tidak ingin gejera kami menjadi tempat sarana penyebaran Covid-19. Salah satu yang kami persiapkan adalah simulasi tempat duduk jemaah yang akan diberi jarak. Dengan penerapan jarak antar jemaah, jumlah kapasitas gereja juga akan kami kurangi," tuturnya, kemarin.

Dalam kondisi normal, gereja dapat menampung sebanyak 800an jemaah ditambah aula yang dapat menampung 300an jemaah. Dengan simulasi pengaturan jarak tempat duduk, dia memperhitungkan gereja plus aula hanya akan menampung sebanyak 400an jemaah. Untuk itu pihaknya juga masih menyusun jadwal pelayanan ibadah yang akan dilakukan bergiliran.

"Untuk pengaturan jarak, kami lakukan menyilang antara depan dan belakang. Sedangkan untuk sebaris bangku kami beri jarak per jemaah satu meter. Dengan pengaturan tersebut maka daya tampung gereja otomatis berkurang. Sehingga pelayanan ibadah juga akan dibagi dua minggu sekali," jelasnya.

Sehingga jemaah hanya akan hadir ke gereja dua kali dalam satu bulan dengan jadwal bergiliran. Sisanya, jemaah masih dapat mengakses pelayanan ibadah melalui live streaming. "Ini sudah kami terapkan selama tiga bulan sejak adanya pandemi Covid-19. Sehingga nantinya live streaming tetap dilakukan setiap pelayanan ibadah sehingga jemaah yang beribadah dari rumah bisa tetap mengakses," tambahnya.

*Belum Tentukan Waktu

Romo Martinus melanjutkan, pihaknya belum menetapkan kapan Gereja Santo Petrus mulai dibuka untuk pelayanan ibadah. Pihak gereja masih menunggu penetapan penerapan 'new normal' dari otoritas sipil setempat.

"Kami sudah mendapatkan surat dari Kemenag melalui Kemenag Kota Pekalongan pada 29 Mei lalu soal panduan ibadah di era 'new normal'. Kemudian dari Keuskupan Purwokerto juga sudah mengeluarkan surat yang berisi penyesuaian kegiatan gerejawi di era 'new normal'. Tapi kapan ini akan diterapkan, kami belum tentukan karena juga menunggu keputusan dari otoritas sipil setempat," katanya.

Dia mengaku sudah membaca SE dari wali kota Pekalongan tentang panduan pelaksanaan ibadah di era 'new normal'. Namun dalam surat tersebut belum ditentukan kapan tempat ibadah dapat mulai dibuka. Juga dari Pemkab Pekalongan, belum ada ketetapan resmi dari bupati kapan tempat ibadah bisa dibuka kembali.

"Sehingga dari kami pun tidak terburu-buru. Prinsipnya kami akan siapkan diri sebaik mungkin secara teknis sesuai dengan ketentuan dalam SE wali kota. Kami juga sedang menyusun ketentuan teknis untuk umat. Ketika kami sudah siap, maka kami akan mengajukan pemberitahuan ke otoritas sipil setempat," jelasnya.

Dia juga berpesan bagi umat agar tetap menjaga hati, tidak perlu 'kemrungsung' dan terburu-buru. Sebelum pelayanan ibadah dibuka kembali, perlu dilakukan persiapan sebaik mungkin sehingga gereja tidak menjadi tempat penyebaran Covid-19.(nul)

Tags :
Kategori :

Terkait