Habib Luthfi: Peringatan Maulid Diharapkan jadi Pemersatu Umat dan Bangsa

Kamis 28-11-2019,10:25 WIB

ARAHAN - Habib Luthfi bin Ali bin Yahya selaku khodimul maulid memberikan arahan kepada panitia rangkaian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dalam rapat pleno panitia di Gedung Kanzus Sholawat, Selasa (27/11) malam.

KOTA - Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman), Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya mengharapkan, rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Kanzus Sholawat bisa menjadi sarana pemersatu umat dan bangsa.

Selain karena kegiatan tersebut dihadiri berbagai kalangan baik itu pejabat pemerintahan, ulama, umaro, TNI, Polri, dan puluhan ribu umat muslim, turut diundang pula para tokoh dan perwakilan dari lintas agama maupun dari etnis. Disamping itu, susunan kepanitiaan peringatan Maulidurrasul ini juga terdiri dari berbagai latar belakang profesi maupun agama.

"Sifatnya kebersamaan. Tujuan utama Kanzus Sholawat itu menjadi pemersatu umat, pemersatu bangsa sehingga bisa ditauladani khususnya untuk kita semua," jelas Habib Luthfi, selaku 'Khodimul Maulid', dalam rapat pleno dan checking terakhir panitia Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H/2019 M di Gedung Kanzus Sholawat Kota Pekalongan, Selasa (26/11) malam.

Habib Luthfi juga berharap, even peringatan maulid nabi juga menjadi pendingin dan percontohan untuk kita semuanya. Demikian pula dalam hal kepanitiaan. "Semoga bisa ditiru dimana-mana yang lengkap sifatnya di dalam kepanitiaan. Ada yang satu agama (muslim), ada yang lain agama, ada TNI-nya, ada Polri-nya, ada dokternya, dan sebagainya, campur jadi satu. Inilah contoh yg perlu ditauladani untuk kita semua dan yang lain," sambung Pimpinan Forum Ulama Sufi Dunia ini.

*) Mengangkat Budaya

Lebih lanjut, Habib Luthfi menyampaikan pula bahwa peringatan Maulid Nabi yang digelar Kanzus Sholawat setiap tahunnya ini berusaha untuk ikut mengangkat budaya luhur bangsa Indonesia.

Misalnya saja pada peringatan Maulid Nabi kali ini, dimeriahkan pula pagelaran wayang kulit dengan Dalang Ki Manteb Sudharsono, yang akan digelar di Gedung Kanzus Sholawat pada Rabu (27/11) malam. Pagelaran wayang kulit ini memang baru pertama kalinya dimasukkan dalam rangkaian peringatan maulid.

Menurut Habib Luthfi, Kanzus Sholawat berusaha untuk mengangkat budaya yang telah dirintis oleh para sesepuh, karena memandang kalau penggemar budaya bangsa dewasa ini bukannya bertambah tapi semakin merosot. Padahal, dalam seni budaya dimaksud, khususnya wayang kulit, penuh dengan pesan moral, pendidikan, 'sanepo', dan penuh filosofi.

"Apabila kita mau mencerna apa yang ada di pewayangan. Pewayangan itu berasal dari Mahabharata di India, lalu diejawantahkan oleh para ulama di tanah Jawa, diantaranya Wali Sembilan. Pakemnya tidak akan berubah dari Mahabarata, tapi cara memahamkannya perlu ada nilai tambah. Maka dari wayang Mahabharata menjadi wayang carangan, yang dikumpulkan oleh Kanjeng Sunan Bonang dan diteruskan oleh Sunan Kalijaga. Dari Sunan Kalijaga, setelah membuat wayang carangan dan karangan, itu menjadi patokan atau pakem para dalang," terangnya.

Melalui pagelaran wayang ini pula, diharapkan dapat turut mengajarkan budi pekerti luhur kepada generasi muda. Para dalang, kata Habib Luthfi, juga turut berperan dalam mengajarkan budi pekerti yang luhur kepada generasi penerus bangsa.

Pada kesempatan tersebut, Habib Luthfi juga berpesan kepada seluruh panitia agar selalu bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik. Penyelenggaraan beberapa kali peringatan maulid nabi sebelumnya, harus dijadikan pengalaman untuk menambal atau mempersempit kekurangan-kekurangan.

Khususnya, dalam kaitannya melayani para tamu dan seluruh pengunjung maulid yang hadir, baik menyangkut akomodasi, konsumsi, keamanan, ketertiban, dan sebagainya. "Mari kita belajar tertib setertib-tertibnya, meskipun tidak terlepas dari kekurangan. Kita ikhtiar agar terlaksana sebaik mungkin," imbuh Habib Luthfi. (way)

Tags :
Kategori :

Terkait