Harga Ayam Terjun Bebas, Peternak Rugi Besar

Senin 24-06-2019,14:00 WIB

KAJEN - Paska syawalan Lebaran 2019, harga ayam ras pedaging (boiler) terjun bebas di angka Rp 8.500 perkilogram. Padadal harga normalnya antara Rp 16 ribu perkilo-Rp 17 ribu perkilo. Peternak ayam ras di Kabupaten Pekalongan mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

RUGI BESAR Peternak ayam ras boiler di Kabupaten Pekalongan mengalami kerugian besar akibat harga ayam pedaging terjun bebas di angka Rp 8 ribu-Rp 10 ribu perkilo. Hadi Waluyo.

Jati Waluyo, peternak ayam ras dari Desa Kulu, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Minggu (23/6), mengeluhkan rendahnya harga ayam di tingkat peternak. Ia menuturkan, harga ayam ras pedaging satu pekan setelah Lebaran 2019 terjun bebas di angka Rp 8 ribu perkilo. Menurutnya, kemarin sore harga ayam ras naik di angka Rp 8.500 perkilo hingga Rp 10 ribu perkilo.

"Harga ayam pedaging di angka Rp 8 ribu perkilo hingga Rp 10 ribu perkilo. Harga ayam pedaging ini turun drastis satu minggu setelah Lebaran kemarin. Pada saat Lebaran harganya sekitar Rp 16 ribu perkilonya," keluh dia.

Ia menduga anjloknya harga ayam di tingkat peternak karena ada permainan di tingkat pedagang dan stok ayam pedaging yang cukup tinggi. Dikatakan, menjelang pertengahan bulan Ramadhan 2019 lalu, bibit ayam pedaging dikeluarkan semua untuk diternak agar saat Lebaran tidak ada kekurangan ayam pedaging. Namun, stok ayam paska Lebaran justru melimpah, sehingga harga ayam pedaging turun. "Diduga juga ada permainan di tingkat pedagang besar. Harga ayam pedaging di pasar masih melejit di angka Rp 38 ribu perkilonya," kata dia.

Dengan anjloknya harga ayam pedaging, para peternak enggan untuk melepas ayamnya. Pasalnya, harga ayam yang terlalu rendah tidak bisa menutup biaya produksinya. Waktu panen ayam pun terpaksa mundur hingga sekitar dua bulan. "Dengan harga yang sangat rendah, kami terpaksa mengundurkan waktu panen ayam. Kondisi normal usia 33 hari sampai 34 hari biasanya ayam sudah kita panen, tapi sekarang usia hampir 58 hari terpaksa belum kita panen karena harganya sangat rendah," terang dia.

Dengan mundurnya waktu panen ayam, peternak juga mengeluarkan biaya tambahan untuk pakan dan biaya operasional lainnya. Jika kondisi normal, dalam satu periode panen pakan yang habis sekitar 300 zak. Dengan panen diundur hingga hampir dua bulan, maka kebutuhan pakan ayam pun meningkat hingga 400 zak. "Untuk pakan saja sudah over kita. Jika dilepas kita rugi besar. Jika terus ditahan dan tidak ada kenaikan harga ayam, kebutuhan pakan dan operasional kandang juga bertambah," ungkapnya.

Disebutkan, harga bibit ayam ras pedaging sudah mahal, yakni Rp 7.500 perekor. Jika harga ayam hanya Rp 8 ribu-Rp 8.500 perkilonya, maka peternak akan rugi besar. "Bisa dihitung biaya perawatan selama 33 hari berapa?. Harga pakan saja sudah tinggi, sekitar Rp 8,4 juta pertonnya. Saat ini peternak ayam pedaging kelimpungan. Dengan jumlah ayam sekitar 7 ribu ekor, kerugian yang dialami sekitar Rp 22 juta. Kerugian ini belum diitung dengan biaya operasional. Jika dengan operasional kerugian sekitar Rp 35 juta," katanya.

Peternak yang terpuruk, lanjut dia, tidak hanya terjadi di Jawa Tengah, namun juga dialami peternak di Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun untuk saat ini, kata dia, peternak ayam pedaging di Jawa Tengah paling terpuruk, karena harganya paling rendah dibandingkan di Jawa Barat dan Jawa Timur. "Prediksi saya harga ayam akan kembali merangkak naik bulan depan, namun kemungkinan masih di bawah Rp 15 ribu perkilonya," imbuhnya. (ap5)

Nasib Peternak Ayam Ras

  1. Paska syawalan, harga ayam anjlok di angka Rp 8.500 perkilo
  2. Harga ayam pedaging di pasar masih melejit di angka Rp 38 ribu perkilo
  3. Penyebab harga anjlok diduga stok ayam melimpah dan permainan pedagang besar
  4. Umur panen ayam diundur sekitar 2 bulan. (Normal panen 33-34 hari, sekarang 58 hari belum dipanen)
  5. Kebutuhan pakan dan biaya operasional kandang membengkak
  6. Peternak rugi sekitar Rp 35 juta (untuk ayam sekitar 7 ribu ekor)

    Sumber: Wawancara peternak/ap5

Tags :
Kategori :

Terkait