Harga Jamu Herbal Tinggi

Kamis 25-06-2020,14:20 WIB

Meski Kabupaten Pekalongan sudah dinyatakan sebagai zona hijau akan penyebaran virus covid-19, namun harga bahan jamu herbal kini masih bertahan. Harga jahe kini masih bertahan diangka Rp 42 ribu per kilogram padahal dihari biasa hanya Rp 22 ribu.

Harga jahe pada awal penyebaran covid-19 awal maret 2020 sebelumnya mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Harga jahe tersebut bisa dikatakan naik mencapai 3 kali lipat.

Namun seiring berjalanya waktu, harga jahe kini turun Rp 18 ribu atau Rp 42 ribu per kilogram untuk jenis jahe merah. Sedangkan untuk jahe merah Rp 42 ribu. Untuk harga temu lawak, kunyit dan kunir masih diangka normal.

Salah seorang pedagang jamu herbal, Taufik warga Desa Nyamok Kecamatan Kajen mengaku bahwa awal wabah virus covid-19 harga bahan baku herbal naik drastis mencapai tiga kali lipat. Namun setelah tiga bulan terakhir harga masih di atas rata rata.

"Harga jahe enprit perkilogram Rp 36 ribu sedangkan harga jahe merah Rp 42 ribu, " katanya.

Diakui pada awal covid 19 meskipun harga naik namun peminatnya banyak. Sebab banyak masyarakat yang membutuhkan untuk kekebalan daya tahan tubuh. Namun dengan zona hijau saat ini pembeli makin berkurang sebab ekonomi juga ikut melemah.

"Tiga bulan lalu seminggu bisa habis lima kuintal namun sekarang tidak biasa jualan, " keluhnya.

Padahal kata dia bahan baku untuk jamu herbal tersebut tidak didapatkan dari lokal, melainkan di beli dari luar seperti Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang. Sedangkan dari Kabupaten Pekalongan sendiri tidak mencukupi.

"Untuk jahe saya beli dari Pemalang sedangkan untuk secang saya datangkan dari daerah juga timur, " ujarnya.

Dengan penetapa zona hijau saat ini diharapkan ekonomi kembali normal dan membaik. (Yon)

Tags :
Kategori :

Terkait