*Stok Lama Masih Banyak, Pedagang Enggah Rugi
KENDAL - Kebijakan satu harga untuk menstabilkan harga minyak goreng ternyata belum sepenuhnya berjalan efektif di pasar tradisional. Pasalnya, para pedagang masih menjual komoditas pokok masyarakat ini dengan harga yang masih tinggi. Hal itu lantaran stok minyak yang ada belum mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Seperti minyak goreng curah dan kemasan premium harganya masih Rp 20 ribu per liternya. Padahal sesuai harga dari pemerintah minyak goreng curah Rp 11.500 per liter dan minyak goreng kemasan premiun Rp 14 ribu per liter.
Pantauan Radar di Pasar Tradisional Kendal, para pedagang belum mau mengikuti kebijakan satu harga yang ditetapkan pemerintah. Alasannya cukup mendasar, karena belum mendapatkan subsidi atas stok minyak goreng yang masih tersisa.
Seorang pedagang, Nasiroh (35) mengaku beberapa stok minyak goreng kemasan miliknya masih dijual dengan harga Rp 20 ribu per liter. Termasuk minyak goreng curah Rp 20 ribu per kilogram. Kendati dirinya dan para pedagang lainnya sudah mengetahui kebijakan satu harga yang ditetapkan pemerintah yakni jenis minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 belum.
"Stok minyak goreng lama masih banyak, kalau dijual seseuai ketetapan pemerintah ya akan rugi. Lagian belum dapat subsidinya untuk menurunkan harganya,"katanya, Rabu (2/2/2022).
Sehingga, lanjut Nasiroh, harga beli pedagang masih cukup tinggi di atas batas harga yang sudah ditentukan. Padahal harga minyak goreng curah yang diperolehnya dari kulakan di penyuplai sebesar Rp 18.500 per liter. Begitu juga untuk minyak harga goreng kemasan.
"Baru ada satu merk minyak goreng kemasan dari salesnya dengan harga 14 ribu, tapi terbatas. Lainnya masih tinggi," ungkapnya.
Pedagang lain, Muzaroah juga masih menjual minyak goreng dengan harga Rp 20 ribu per liter. Ia pun masih mempunyai stok sebanyak 30 dus minyak goreng yang tidak mendapatkan subsidi harga. Stok minyak gorengnya disimpan sembari menunggu kebijakan subsidi harga sampai di tingkat pedagang pasar tradisional. Baru sebagian kecil sales minyak goreng yang sudah menawarkan produk dengan harga Rp 14 ribu per liter.
"Stok lama masih banyak. Jika saya jual Rp 14.000, bisa rugi. Padahal saya masih punya 30 dus minyak. Masih ada di gudang," terangnya. (lid)