Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi menjadi Pembina Apel Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Harkodia) Tingkat Kabupaten Pekalongan, Senin (9/12/2019) di lapangan belakang Setda Kabupaten Pekalongan.
Apel diikuti oleh seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan beserta jajaran pejabat struktural dibawahnya dan para perwakilan ASN di lingkungan Pemkab Pekalongan.
Pada Apel Harkodia tersebut, Bupati Pekalongan membacakan sambutan tertulis Gubernur Jawa Tengah, yang isinya antara lain bahwa pada peringatan Hari Antikorupsi Se-dunia ini saya ingin bercerita tentang contoh riil gerakan antikorupsi yang telah dilakukan oleh founding fathers kita: Soekarno-Hatta.
Kita tahu, dua tokoh hebat yang kemasyhurannya diakui dunia ini memiliki kekuasaan yang luar biasa, karena memegang mandat rakyat sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Namun, sepanjang hidupnya, mereka ternyata justru memilih laku marhaen.
Meski berkuasa, Soekano-Hatta tetap tidak
banyak harta. Bahkan menjelang akhir hayatnya, dwitunggal itu menyisakan kisah yang membuat kita mbrebes mili.
Suatu ketika, tatkala Bung Karno masih di
Istana Merdeka, terpaksa harus mengurungkan keinginannya untuk sekadar makan pisang goreng dan nasi kecap karena sama sekali tidak punya uang. Bahkan, beberapa kali bapak proklamator itu harus pinjam uang kepada ajudannya untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saking prihatinnya, di akhir tahun 1969, dia harus muter-muter mencari pinjaman untuk menikahkan putrinya.
Tidak jauh beda, Bung Hatta sampai akhir
hayatnya masih saja menyimpan brosur sepatu merek Bally. Ya, hanya bisa menyimpan brosurnya, karena sepanjang hidup Bung Hatta tidak bisa mewujudkan mimpinya untuk membeli sepatu itu.
Bahkan karena kehati-hatiannya terhadap uang negara, Bung Hatta tidak mau menggunakan secarik kertas dari kantor untuk keperluan pribadinya.