Pemerintah Desa Mulai Mengisolasi Diri

Senin 30-03-2020,13:21 WIB

*Antisipasi Penyebaran Virus Corona

DISINFEKSI: Setiap orang yang masuk ke Desa Sampih disemprot disinfektan dan diukur suhu tubuhnya.

WONOPRINGGO - Pemerintah Desa Sampih, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan menetapkan 'lockdown' ala desa itu. Tujuh pintu masuk ke desa itu ditutup. Hanya ada satu akses masuk ke desa itu, yakni melalui jalan utama desa.

Di depan jalan utama ini dibuka posko pemantauan yang siaga 24 jam. Setiap orang yang masuk ke desa ini harus melalui posko itu untuk dicek suhu dan disemprot disinfektan.

Kepala Desa Sampih Abi Solaeman, dikonfirmasi Radar Pekalongan, Senin (30/3/2020), mengatakan, mekanisme isolasi di desanya mulai diberlakukan sejak Jumat (26/3/2020) malam. Sebelumnya, pada hari Jumatnya seluruh wilayah pemukiman di desa itu disemprot disinfektan. "Kita bukan lockdown tapi isolasi desa agar lebih mudah memantau warga yang ke luar masuk desa," kata dia.

Disebutkan, tujuh pintu masuk dan gang-gang kecil di desa ditutup. Akses utama menuju ke desa itu hanya ada satu, yakni melalui jalan utama desa. Menurutnya, di depan jalan utama ini dibuat posko pemantauan Covid-19. "Tujuh pintu masuk ditutup kecuali pintu utama. Warga keluar masuk aktivitasnya hanya melalui pintu utama. Orang luar pun yang mau masuk melalui posko ini dulu untuk dicek suhu tubuhnya dan disemprot," kata dia.

Menurutnya, semua orang yang masuk ke desa itu harus melalui pemeriksaan di posko itu, baik warga lokal, pendatang, maupun pedagang keliling. "Tidak mau disemprot kita suruh pulang," kata dia. Menurutnya, akses pintu masuk desa yang ditutup di antaranya dari arah Ketitang, Duwet, Wangandowo, Wonosari, dan Wonorejo. "Gang-gang ditutup semua," kata dia.

Dikatakan, petugas yang berada di posko pemantauan tersebut melibatkan seluruh lembaga di tingkat desa. Di antaranya, dari kader Posyandu, PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lainnya. "Kita juga ada pendampingan dari Puskesmas tentang cara membuat disinfektan dan cara penyemprotannya," kata dia.

Selain melakukan isolasi desa, lanjut dia, semua kegiatan yang mengundang kerumunan massa juga dihentikan sementara, seperti kegiatan tahlilan rutin, pengajian, dan kegiatan TPQ/MDA. "Jumlah penduduk kita sekitar 1.850 jiwa yang tersebar di lima RT," terang dia. Ditambahkan, pemudik di desanya juga mulai ada yang pulang, baik itu dari Semarang dan Jabodetabek. "Pemudik sudah ada yang mulai pulang," kata dia.

Kebijakan pemerintah desa ini pun disambut positif warga desa. Warga menilai di tengah wabah corona, upaya pencegahan harus dilakukan. "Kita mendukung kebijakan dari desa, karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Setiap pulang ke rumah usai bepergian saya juga menjalani pemeriksaan di posko yang ada. Diukur suhu tubuh, disemprot, dan mencuci tangan," kata Sigit (40), warga Desa setempat. (had)

Tags :
Kategori :

Terkait