Pemkot Diminta Buka Data Sebaran Corona

Jumat 27-03-2020,15:45 WIB

Ketua Gerakan Taruna Anti Narkoba (Gertak), A Hendri Setiawan.

KOTA - Kekhawatiran berlebih akhir-akhir ini dirasakan Surya Aditya Wijaya, warga Kelurahan Kauman. Derasnya informasi terkait virus corona membuatnya was-was. Apalagi, asupan dan update informasi yang diterimanya terbilang minim sehingga dia maupun masyarakat sekitar buta akan perkembangan informasi tentang virus corona khususnya di Kota Pekalongan. "Jelas khawatir. Ya saya sendiri memang melaksanakan anjuran pemerintah, tapi hati tetap was-was," tuturnya.

Dia juga tak tahu menahu sudah sampai mana virus corona di Kota Pekalongan. Hanya beberapa berita yang dia ikuti melalui media maupun lewat web milik pemerintah provinsi yang menunjukan Kota Pekalongan sudah masuk zona merah. "Tapi saya tidak tahu ini di mana lokasinya, jangan-jangan di dekat rumah saya," ujarnya.

Perasaan yang sama disampaikan Hamzah, warga Kelurahan Sapuro Kebulen. Tidak adanya informasi jelas dan berkala membuat dirinya merasa khawatir. "Karena tidak tahu kondisi sebenarnya di Kota Pekalongan seperti apa. Hanya baca sesekali dari media tapi tidak setiap hari ada informasi baru. Jadi khawatir kalau ternyata penderita ada di wilayah saya," akunya.

Kekhawatiran dan kondisi masyarakat yang buta update informasi terkait virus corona di Kota Pekalongan memang beralasan. Satu-satunya rujukan informasi yakni website milik Pemkot yang beralamatkan corona.pekalongankota.go.id, tidak menyajikan data utuh. Hanya tertulis jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan juga kasus terkonfirmasi covid-19 namun tanpa disertai sebaran wilayah ODP, PDP maupun positif covid-19.

Hal tersebut mendapatkan sorotan dari Ketua Gerakan Taruna Anti Narkoba (Gertak) Kota Pekalongan, A Hendri Setiawan. Menurut Hendri, sudah saatnya Pemkot Pekalongan membuka data sebaran virus corona di Kota Pekalongan secara kewilayahan. Bukan untuk membuat masyarakat panik, namun justru mendorong masyarakat agar lebih waspada.

"Apalagi Kota Pekalongan sudah masuk zona merah, meskipun yang positif bukan dari Kota Pekalongan. Sehingga sudah saatnya data sebaran virus corona ini dibuka. Ada di wilayah mana saja, statusnya seperti apa. Sehingga masyarakat di sekitarnya bisa lebih waspada dan melindungi diri dan keluarga," tuturnya.

Dia membandingkan website terkait informasi perkembangan virus corona milik Pemkot Pekalongan dengan website milik Pemkab Pekalongan maupun Pemkab Batang. Website milik kedua pemerintah daerah tersebut sudah mempublikasikan sebaran virus corona lengkap disertai peta dan nama kecamatan di mana terdapat OPD, PDP maupun pasien positif covid-19.

Dengan penyajian informasi yang demikian, Hendri menilai akan lebih efektif untuk membuat masyarakat waspada sehingga dapat mentaati instruksi pemerintah dan melaksanakannya di lingkungan masing-masing. "Seluruh upaya untuk meminta masyarakat mentaati anjuran pemerintah akan lebih kuat jika diberikan informasi utuh terkait sebaran virus corona. Mereka pasti akan lebih waspada," tambah pria yang juga wakil sekretaris KONI Kota Pekalongan tersebut.

Dia juga meminta Pemkot Pekalongan lebih aktif menginformasikan perkembangan kasus virus corona di Kota Pekalongan melalui berbagai media, baik media sosial, maupun media massa. Menurutnya, Pemkot jangan justru pasif menunggu diberi pertanyaan oleh media maupun masyarakat, tapi seharusnya juga aktif menginformasikan.

"Banyak saluran yang bisa digunakan untuk mengupdate informasi tentang perkembangan kasus virus corona. Jika tidak ada update berkala yang cepat, yang muncul justru informasi hoaks yang sudah banyak sekali beredar dan bertebaran di masyarakat. Ini justru yang membuat panik karena informasinya tidak sesuai. Jika Pemkot bisa update secara berkala dengan cepat, maka masyarakat punya rujukan pasti terkait perkembangan kasus virus corona di Kota Pekalongan. Jadi kini sudah saatnya membuka data sebaran virus corona di Kota Pekalongan untuk menyelamatkan masyarakat," tandasnya.(nul)

Tags :
Kategori :

Terkait