Wajah Kota Kian Cantik, Ribuan RTLH Direhab hingga Akses Air Bersih untuk Ribuan Rumah

Selasa 31-12-2019,17:55 WIB

DISULAP - Sanitasi komunal ini disulap di atasnya menjadi taman yang cantik, sehingga menghilangkan kesan kotor dan bau.

BATANG - Perlahan tapi pasti, kinerja pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang di bawah kepemimpinan Wihaji-Suyono mulai banyak menampakkan hasilnya. Tak terkecuali untuk Urusan Bidang Perumahan dan Permukiman, di mana tahun ini sukses menjadikan perwajahan Kota Batang bertambah cantik, merehab ribuan rumah tidak layak huni (RTLH), pengembangan ratusan sanitasi hingga pembangunan akses air bersih untuk ribuan sambungan rumah (SR).

Khusus untuk melayani masyarakat kurang mampu, setidaknya ada tiga program populer yang telah direalisasikan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kabupaten Batang di tahun ini. Pertama, program rehab RTLH dengan total anggaran mencapai Rp 27.257.500.000, dengan total sasaran sebanyak 2.087 unit RTLH.

"Anggarannya bersumber dari empat pos, ada dari bansos APBD II senilai masing-masing Rp 12,5 juta, lalu dari DAK senilai @Rp 17,5 juta, dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) APBN senilai Rp 17,5 juta per unit, dan terakhir dari Bankeu Provinsi untuk Pemerintah Desa senilai Rp 10 juta per unitnya," ungkap Kepala DPRKP Batang, Eko Widiyanto SE MM, Senin (30/12).

Kedua, ada program akses air bersih/air minum untuk ribuan sambungan rumah (SR) yang selama ini kesulitan akses air minum. Pertama, dari DAK dianggarkan dengan pagu Rp 3.180.507.000 untuk tujuh desa, yakni Kranggan Tersono, Sukomangli Reban, Pretek Pecalungan, Rowosari Limpung, serta Kalangsono, Banaran dan Kluwung Kecamatan Banyuputih.

Selain itu, jelas Eko, juga ada hibah air bersih senilai Rp 1,5 miliar untuk total 750 SR senilai @ Rp 2 juta. Adapun sasarannya mencakup 6 desa, yakni Wonosari, Jambangan, dan Pangempon di Kecamatan Bawang, Desa Kemesu Reban, Desa Blado, dan Gombong Pecalungan.

"Masih ada satu lagi program air bersih melalui Pamsimas yang tahun ini menyasar 23 desa. Alhamdulillah, program-program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan akses air bersih. Kini, air bersih itu bisa mengalir ke rumah mereka," jelasnya.

Berikutnya, program sanitasi yang besumber dari DAK 2019 senilai total Rp 7.130.000.000. Rinciannya, dari pos Penugasan dialokasikan Rp 4.065.000.000, dan dari DAK Regular Rp 3.065.000.000. Program tersebut total menyasar 21 desa, termasuk dua pondok pesantren, yakni PM Tazakka Bandar dan Ponpes Al Hidayah Plumbon Limpung. "Secara umum, sanitasi ini terbagi dalam tiga alokasi, yakni individual untuk 9 desa, dua pesantren, dan 10 sanitasi komunal atau istilahnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)," ujar Eko.

Pemkab juga mendapatkan hibah instalasi limbah senilai total Rp 750 juta. Menurut Eko, program itu diperuntukan bagi 4 desa, yakni Kalangsono Banyuputih, Kalisalak Limpung, serta Sembojo dan Siberuk Kecamatan Tulis. "Total ada 250 rumah yang dapat hibah instalasi limbah senilai Rp 3 juta per rumah. Tapi karena dana itu tak mencukupi, maka ada pendampingan dari APBD senilai masing-masing Rp 1 juta," terangnya.

Eko menilai program itu turut mendorong pola hidup sehat masyarakat, terutama bagaimana tak buang air besar sembarangan (BABS) sekaligus membantu mensukseskan target Kabupaten Batang bebas BABS atau (Open Defecation Free) di 2020 mendatang. "Yang menarik, khusus sanitasi komunal, bagian atas jamban dibuat jadi layaknya taman yang cantik dan asyik untuk nongkrong hingga swafoto warga. Tidak ada kesan kotor dan bau," ucapnya.

Tahun ini pula, DPRKP telah berhasil merealisasikan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dengan kucuran anggaran Rp 5,5 miliar. Program itu direalisasikan di satu kelurahan dan dua desa di Kecamatan Batang.

PERCANTIK WAJAH KOTA

Kecuali itu, tahun ini DPRKP juga mulai fokus membenahi perwajahan Kota Batang sebagai salah satu program prioritas Bupati Wihaji untuk menyongsong tahun kunjungan wisata di 2020. Sejumlah pertamanan pun telah berhasil diselesaikan tahun ini. Yang paling mencolok adalah pembangunan Taman Pendestrian Dr Sutomo yang tahun ini menghabiskan anggaran Rp 1,6 miliar.

Taman sepanjang 200 meter dan lebar 15 meter itu mengusung tema maritim, yang dilengkapi spot swafoto berupa patung lumba-lumba, ada bangunan berwujud kapal, hingga tombak Abirawa. Untuk menambah ciamik suasana saat malam, taman pun dilengkapi ornamen lampu hias. "Sementara untuk peneduhnya kita tanam Pohon Tabebuya asal Jepang yang menawarkan pesona bunga warna merah seperti Sakura. Hanya saja, ia mekar sewaktu-waktu saja. Sudah kita tanam Tabebuya setinggi 3,4 meter, insya Allah nanti mekar bunganya saat musim hujan," terang Eko.

Sementara untuk lantai taman menggunakan cor traso yang berorientasi seperti Maliboro. Menurut Eko, pengerjaan Taman Sutomo memang dibuat dalam dua tahap, di mana di 2020 kembali dilanjut dengan anggaran Rp 2 miliar. "Prinsipnya, jalur protokol Kota Batang akan dipercantik perwajahannya dengan turut menonjolkan karakter Batang yang maritim. Di ruas Jl Ahmad Yani misalnya, trotoarnya sudah cantik, ditambah lampu hias yang melintang, hingga ikon kerang. Pemasangan ornamen lampu yang menambah temaramnya malam Kota Batang juga telah dipasang di Jl Wahid Hasyim," ujarnya.

Saat ini, DPRKP juga tengah menyelesaikan penataan Alun-alun Batang serta taman Alun-alun Limpung yang dianggarkan Rp 341 juta. Menurut Eko, pihaknya juga berupaya mempercantik ruko kumuh serta membangun pemisah Jl Jenderal Sudirman.

Tags :
Kategori :

Terkait