Pemalang - Ditangkapnya anggota MUI oleh densus 88 menambah rentetan kasus terorisme di Indonesia, kasus tersebut menjadi peringatan serius bagi kita bahwa gerakan terorisme masih manjamur di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal itu diungkapkan MF Nurhuda Y Anggota DPR RI FPKB dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang dilaksanakan di Ponpes Al-Mubarok Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
"Penangkapan anggota MUI menjadi cambukan keras bagi kita, MUI yang sejatinya menjadi cerminan dari Islam di Indonesia ternyata sudah dimasuki oleh faham terorisme."
Lebih lanjut, Hasil penelitian NRA (National Risk Assessment) yang melibatkan 5 lembaga negara memberikan fakta yang mengejutkan bahwa sumber pendanaan terorisme banyak berasal dari hasil sumbangan atau donasi, dan hasil penyalahgunaan dana yayasan.
"Hasil penelitian dari NRA, modus pendanaan terorisme yang paling berisiko terjadi adalah pendanaan yang bersumber dari donasi ataupun penyalah gunaan organisasi non-profit. Maka mulai saat ini kita harus lebih berhati-hari dalam berinfaq" Ucap pria yang akrab disapa Mas Nurhuda.
Disisi lain, Mewaspadai gerakan politik dan gerakan sosial baru, terdapat indikasi wadah baru gerakan sosial politik untuk konsolidasi ide-ide tentang khilafah dan terorisme. Contoh PDRI (Partai Dakwah Republik Indonesia) yg digunakan oleh Farid Okbah.
"Gerakan politik dan gerakan sosial yang bermunculan di Indonesia juga harus kita waspadai, terdapat indikasi wadah baru untuk konsolidasi ide khilafah dan terorisme seperti PDRI (Partai Dakwah Republik Indonesia) yg digunakan oleh Farid Okbah." ucap Mas Nurhuda
Lebih lanjut Mas Nurhuda menyampaikan, Pentingnya memilih guru ngaji yg tepat dan dapat dipertanggungjawabkan ilmunya menjadi kunci menangkal faham radikalisme bagi generasi muda ditengah pesatnya arus informasi dan digitalisasi saat ini.
"Kunci menangkal faham radikalisme bagi generasi muda adalah dengan memastikan guru ngaji yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan keilmuanya agar pemuda tidak terjebak pada faham radikalisme yang marak di sampaikan lewat dunia digital" tambahnya.
Mas Nurhuda menegaskan moderasi beragama harus terus dipupuk guna menciptakan kerukunan antar umat beragama. Kerukunan antar umat beragama menjadi salah satu kunci tegaknya NKRI, Mengingat bangsa kita terdiri dari 6 agama besar yang ada di dunia.
"Indonesia memiliki 6 agama besar yang ada didunia, membumikan moderasi beragama menjadi pilar penting dalam kerukunan antar umat beragama. Terjalinya kerukunan antar umat beragama menjadi kunci tegaknya NKRI."
Kegiatan tersebut dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat struktur NU beserta Banom NU Se-Kecamatan Taman Kab. Pemalang. (nov/red)