KOTA - Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid berharapa agar program jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek) bisa disosialisasikan secara luas kepada seluruh masyarakat terkait terutama bagi pekerja dan perusahaan. Wali Kota menargetkan tahun 2022 ini sosialisasi bisa menyentuh semua perusahaan.
"Kami ada data, BPJAMSOSTEK juga ada data perusahaan yang belum ikut dan mereka akan kami berikan sosialisasi. Harapannya tahun 2022 ini semua bisa selesai untuk sosialisasi sehingga tidak ada alasan lagi bagi perusahaan tidak mengikutkan pekerjanya dalam program ini," kata Wali Kota saat menghadiri kegiatan Rapat Pimpinan BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng-DIY di Hotel Horison, Senin (17/1/2022).
Langkah tersebut dilakukan dalam rangka mendorong tingkat cakupan kepesertaan program Jamsostek di Kota Pekalongan. Mengingat program yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan menurut Wali Kota dapat memberikan manfaat yang luar biasa.
"Ini harus terus disosialisasian terutama untuk pekerja informal karena memang program ini bukan hanya untuk pekerja kantoran saja tapi semua profesi bisa menjadi peserta. Ini yang harus terus disosialisasikan," kata Wali Kota.
Pemkot juga berkomitmen untuk terus berkoaborasi dengan BPJAMSOSTEK dalam menyukseskan program jaminan bagi pekerja. Salah satunya diwujudkan dengan menyiapkan bantuan iuran bagi 1.000 pekerja di tahun ini. "Semoga ini bisa jadi penyemangat bagi kita bersama," harapya.
Sementara Deputi Direktur Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jateng & DIY, Cahyaning Indryasari mengatakan, Kota Pekalongan sebagai Kota Batik memiliki banyak pekerja informal di sektor batik. Pihaknya berharap agar mereka dapat turut terlindungi program Jamsostek dengan menjadi peserta.
"Pak Wali tadi menyampaikan berkomitmen untuk terus mendrong kepesertaan terutama informal karena selama ini masih banyak yang mengira peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya untuk orang kantoran. Padahal semua boleh," tuturnya.
Menurut Cahyaning yang menjadi salah satu faktornya adalah banyak pekerja di sektor informal yang belum mengetahui informasi tentang Jamsostek. "Memang bisa jadi faktornya seperti itu. Tapi kami dari BPJS Ketenagakerjaan bersama Pemkot Pekalongan akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat terutama pekerja," katanya.
Kepala BPJAMSOSTEK cabang Pekalongan, Budi Jatmiko menambahkan, memang selama ini program Jamsostek lebih identik dengan pekerja formal. Padahal jumlah pekerja informal justru lebih banyak. "Sehingga kami kolaborasi dengan Pemkot yang alhamdulillah tahun ini mendapatkan bantuan untuk iuran bagi 1.000 pekerja rentan," kata Jatmiko.
Dia berharap program terebut menjadi pintu pembuka yang ke depan pihaknya juga akan menggandeng perusahaan untuk menyalurkan CSR dalam bentuk bantuan iuran bagi pekerja rentan di sekitar lingkungannya.
Terkait masih ada perusahaan yang tak mengikutkan pekerja dalam program Jamsostek, Jatmiko menegaskan bahwa pihaknya akan mengedepankan cara persuasif dengan mengirimkan surat dan melakukan kunjungan. Meskipun sebenarnya BPJAMSOSTEK berhak mengambil tindakan hukum namun langkah itu menjadi alternatif terakhir ketika ada pihak yang mengabaikan regulasi negara yakni terkait jaminan sosial.
"Sejauh ini kami lakukan langkah persuasif karena mungkin saja mereka kurang informasi. Sehingga kami juga intensif melakukan edukasi," tandasnya.(nul)