*Pasar Tiban Jalan Pelita II
KOTA - Setelah adanya kesepakatan antara Pemkot Pekalongan dengan pedagang pada Rabu (18/12) lalu, Jumat (20/12) pagi, menjadi kesempatan pertama bagi pedagang pasar tiban di Jalan Pelita II untuk membuktikan bahwa lalu lintas sekitar tetap lancar meski ada kegiatan pasar tiban.
Untuk menunjukkan komitmen itu, paguyuban pedagang menurunkan sekitar 50 koordinator lapangan (korlap) untuk mengatur pedagang di setiap radius tertentu. Mereka diterjunkan baik di sisi utara, selatan, barat maupun timur. Untuk sisi jalan utara dan selatan di Jalan Pelita II, setiap radius 20 meter diterjunkan tujuh orang korlap. Sedangkan untuk di Jalan Merpati, sisi barat dan sisi timur diterjunkan empat orang korlap setiap radius yang sama.
Perwakilan pengurus Paguyuban Pasar Tiban (Pasti) Bersatu, Arif Fiyanto mengatakan, penempatan korlap tersebut dalam rangka mengatur para pedagang. "Jumlahnya variatif karena jumlah pedagang di tiap sisi juga berbeda. Untuk sisi selatan dan utara itu tiap radius 20 meter kami siapkan tujuh orang karena pedagangnya banyak. Sedangkan sisi barat timur jumlahnya lebih sedikit sesuai dengan jumlah pedagang. Total mungkin ada 50 orang," jelasnya.
Selain korlap di setiap sisi jalan, pihak paguyuban dikatakan Arif juga fokus pada perempatan jalan yang seringkali menjadi sorotan titik kemacetan. Di perempatan tersebut, paguyuban menempatkan masing-masing satu penanggung jawab di setiap ruas jalan. "Yang kami maksimalkan hari ini adalah membuka akses selebar-lebarnya di perempatan untuk ke semua arah," katanya.
Selanjutnya, para pedagang juga sudah diminta mundur semaksimal mungkin dari badan jalan. Menurut pantauannya, pedagang masih bisa mundur antara 5 sampai 10 meter. Kemudian, pedagang juga diminta membuat papan alas untuk ditempatkan di atas drainase dengan sistem bongkar pasang.
"Kami sudah sosialisasikan itu. Sudah banyak yang melakukan tapi ada yang belum. Setelah ini kami akan memberikan instruksi dengan tegas secara resmi melalui surat dari paguyuban bahwa untuk Jalan Pelita II sisi selatan dan utara ini harus mundur dan menggunakan alas dengan sistem bongkar pasang," tambah Arif.
Dia mengajak seluruh pedagang untuk bersama melakukan penataan karena pengaturan pasar tiban di lokasi tersebut menjadi tanggung jawab bersama. "Kami atas nama pengurus meminta kerjasama pedagang yang masih ingin eksis di sini. Harapannya, kerjasama benar-benar bisa dilakukan. Kemudian kepada stakeholder terkait dari Pemkot, kami juga meminta masukan dari hasil evaluasi setiap minggunya apa yang masih kurang sehingga bisa kami lakukan perbaikan. Karena penilaian dari kami mungkin berbeda jadi kami diberi tahu kalau ada kekurangan agar kami mudah menata," harapnya.
Dalam kesempatan itu, Pemkot Pekalongan melalui Satpol PP juga melakukan monitoring langsung ke lapangan. Kasatpol PP, Sri Budi Santoso mengatakan, monitoring dilakukan untuk meninjau apa yang sudah sepakati antara Pemkot dan pedagang untuk menjamin kelancaran dan ketertiban umum benar-benar dijalankan. "Harapan kami ini bisa dilakukan konsisten dan terus menerus," katanya.
Hasil pantauan, Sri Budi mengatakan bahwa perempatan belum benar-benar steril karena masih ada satu dua pedagang di titik tersebut. Pihaknya berharap, secara bertahap para pedagang dapat memenuhi komitmennya untuk membuat perempatan steril dari aktivitas pedagang karena titik tersebut menjadi titik kemacetan.
Menurut Sru Budi, paguyuban dan pedagang sudah tahu apa yang harus dilakukan. Sehingga pihaknya hanya memastikan bahwa apa yang sudah diterapkan dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. "Rencananya kami juga akan membentuk tim, tidak hanya dari Satpol tapi juga OPD lain untuk melakukan pemantauan. Tapi kami percaya kepada teman-teman paguyuban akan memenuhi komitmennya. Karena kalau tidak, implikasinya akan kami lakukan kajian kembali di sini," tandasnya.(nul)